Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahana Sekuritas Pangkas Target IHSG ke Level 6.086. Apa Alasannya?

Adapun target IHSG tersebut direvisi turun dari target sebelumnya pada level 6.560.
Pejalan kaki berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pejalan kaki berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Bahana Sekuritas memangkas target indeks harga saham gabungan (IHSG) pada akhir tahun ini ke level 6.086 seiring dengan melambatnya kinerja emiten per kuartal III/2019.

Adapun target tersebut direvisi turun dari target sebelumnya pada level 6.560. Bahana Sekuritas menyampaikan dari sekitar 100 perusahaan tercatat yang dipantau Bahana Sekuritas, secara keseluruhan mencatatkan kinerja yang cukup rendah sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik akibat kondisi global pada periode Januari-September 2019.

Hal itu tercermin dari perolehan laba bersih yang tercatat negatif sebesar 4,2%, lebih rendah dari perkiraan Bahana Sekuritas untuk tumbuh positif dikisaran 9%. 

Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi menyampaikan bahwa pencapaian tersebut membuat Bahana  Sekuritas memangkas proyeksi IHSG ke level 6.085 dari perkiraan semula pada level 6.560.      

‘’Kami memperkirakan pada kuartal keempat, pertumbuhan laba operasional masih akan tertekan untuk sebagian besar emiten, kecuali untuk emiten sektor rokok, perkebunan dan perbankan,’’ papar Lucky melalui keterangan resmi, Senin (18/11/2019).

Sementara itu, dengan tren penurunan suku bunga dan rupiah yang menguat diharapkan bisa membantu laba emiten dari sektor telekomunikasi dan semen karena cukup tergantung pada penguatan mata uang. Pasalnya, sektor ini lebih banyak mengeluarkan biaya dalam denominasi dolar AS.

Bahana Sekuritas memperkirakan laba bersih emiten akan mengalami pertumbuhan sekitar 2%-3% pada 2019 penuh. 

Adapun, salah satu risiko yang patut dicermati pada sisa tahun ini adalah realisasi penerimaan pajak selama 8 bulan pertama 2019, yang masih tercatat sebesar 51% dari target APBN 2019 sebesar Rp1.577,56 triliun. 

"Hal ini bisa berdampak pada tertundanya belanja pemerintah yang bisa mempengaruhi emiten konstruksi, perbankan, dan telekomunikasi yang terkait dengan proyek pemerintah," imbuh Lucky.

Rekomendasi Saham

Ke depannya, seiring dengan ada rencana pemerintah untuk memangkas pajak penghasilan perusahaan, diperkirakan ada potensi pembayaran dividen yang lebih besar dari BUMN seperti PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang memiliki arus kas besar dengan rasio utang terhadap modal yang rendah.

 Bahana Sekuritas pun merekomendasikan beli untuk TLKM dengan target harga Rp4.200.

Selanjutnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) ditopang tingkat kecukupan modal yang tinggi dan tingkat provisi yang semakin berkurang juga diperkirakan bisa membukukan kinerja positif sampai akhir tahun.

BBRI dan BMRI juga diberi rekomendasi beli dengan target harga masing-masing sebesar Rp5.300 dan Rp9.000.

Adapun, dari kinerja keuangan 100 emiten yang dihimpun Bahana Sekuritas, secara keseluruhan membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 3,6% untuk periode Januari –September 2019, ditopang oleh sektor perbankan, semen, kesehatan dan obat-obatan. Di sisi lain, sektor konstruksi, perkebunan dan properti membukukan kinerja negatif. 

Pada periode yang sama, margin laba kotor mencatat rata-rata pertumbuhan sebesar 2,9% secara tahunan ditopang oleh kinerja sektor konsumer yang dikontribusikan oleh PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP). Sedangkan emiten dari sektor perkebunan, konstruksi, dan unggas membukukan kinerja negatif. 

Selanjutnya, laba operasional 100 emiten tersebut hanya tumbuh sebesar 1,8% pada periode Januari-September 2019 dibanding periode yang sama tahun lalu tertekan oleh kinerja buruk dari emiten dari sektor unggas, perkebunan dan konsumer. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper