Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Gencarkan Sosialisasi Guna Dongkrak Pemesanan ST006

Masa penawaran ST006, yang menawarkan kupon 6,75 persen, sudah memasuki pekan terakhir.
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melakukan sosialisasi untuk menggaet investor demi meningkatkan pemesanan instrumen Sukuk Tabungan (ST) seri ST006. 
 
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan sosialisasi menjadi salah satu strategi guna menjangkau calon-calon investor. Utamanya, untuk meningkatkan pemesanan ST006 yang saat ini masa pemesanannya masih berjalan. 

Periode pemasaran ST006 adalah 1-21 November 2019. Artinya, masa pemesanan ST006 memasuki pekan terakhir. 
 
Menurutnya, pemesanan instrumen SBN ritel biasanya meningkat pada masa terakhir penawaran sehingga sosialisasi dilakukan untuk menjemput calon investor.
 
"Salah satunya bikin event seperti ini, menyosialisasikan. Kalau dari [masa penawaran] yang sudah-sudah, enggak linier. Justru dekat deadline ada peningkatan pembelian," ujar Luky dalam acara Green Sukuk Investor Day di Mal Grand Indonesia di Jakarta, Sabtu (16/11/2019).
 
Dia mencatat realisasi pemesanan ST006 baru mencapai sekira Rp900 miliar. Adapun target yang ditetapkan sebesar Rp1 triliun-Rp2 triliun. 
 
Pada masa penawaran SBN ritel terakhir tahun ini itu, Luky mengakui minat investor mungkin tak cukup tinggi karena instrumen yang ditawarkan berbasis syariah belum sepopuler instrumen konvensional. Selain itu, minat investor pun loyo karena tren pengeluaran pada akhir tahun. 
 
"Targetnya ada kisaran Rp1 triliun-Rp2 triliun karena sukuk berbasis syariah dan akhir tahun biasanya investasi menurun," terang Luky. 
 
Seri ST006 memiliki kupon sebesar 6,75 persen dan menjadi instrumen penutup tahun ini. Sukuk tersebut jatuh tempo pada 10 November 2021. 
 
Pada tahun ini, nilai Surat Berharga Negara (SBN) ritel yang akan jatuh tempo mencapai Rp51 triliun. Di sisi lain, jumlah penerbitan SBN ritel baru mencapai Rp40,2 triliun dari 9 kali penawaran yang telah dilakukan.  
 
Dengan demikian, masih tersisa sekitar Rp10,8 triliun yang harus dipenuhi. Dari nilai tersebut, Rp8,2 triliun telah dipenuhi dari penerbitan obligasi negara ritel (ORI) seri ORI016. Artinya, penjualan ST006 diharapkan setidaknya menyentuh Rp2,6 triliun sehingga pemerintah bisa menutup SBN ritel yang jatuh tempo pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper