Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kantongi Dana IPO, Sinergi Inti Plastindo (ESIP) Ekspansi Pabrik

Perseroan saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar 2.800 ton per tahun.
Seremoni pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia oleh jajaran direksi PT Sinergi Inti Plastindo Tbk. bertepatan dengan pencatatan saham ESIP pada Kamis (14/11/2019) di Bursa Efek Indonesia./Bisnis-Azizah Nur Alfi
Seremoni pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia oleh jajaran direksi PT Sinergi Inti Plastindo Tbk. bertepatan dengan pencatatan saham ESIP pada Kamis (14/11/2019) di Bursa Efek Indonesia./Bisnis-Azizah Nur Alfi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Sinergi Inti Plastindo Tbk. fokus memperbesar kapasitas produksi hingga tiga kali lipat setelah mengantongi dana hasil IPO sebesar Rp30,97 miliar pada Kamis (14/11/2019).

Eric Budisetio Kurniawan, Direktur Utama Sinergi Inti Plastindo, mengungkapkan perseroan akan menggunakan dana hasil IPO untuk membeli tanah dan bangunan dengan total luas 5.511 meter persegi. Tanah dan bangunan ini akan digunakan sebagai pabrik untuk meningkatkan kapasitas produksi dan volume penjualan perseroan.

Eric mengatakan pihaknya ingin memperbesar kapasitas produksi menjadi 3 kali lipat dari kapasitas saat ini. Perseroan saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar 2.800 ton per tahun.

Penambahan kapasitas akan dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama, perseroan bakal memiliki total kapasitas 5.600 ton per tahun dan akan beroperasi komersial pada awal tahun depan. Tahap kedua, total kapasitas menjadi 7.000 ton-8.000 ton per tahun yang ditargetkan beroperasi pada 2022.

"Saat ini kapasitas kami sudah penuh. Sehingga perlu ada penambahan kapasitas untuk memenuhi pertumbuhan permintaan plastik 7% per tahun," katanya usai IPO.

Perusahaan yang bergerak di industri barang dari plastik untuk pengemasan  kafe. Di samping itu, Eric mengatakan perseroan bakal lebih fokus menangkap peluang kemasan bagi industri e-commerce yang saat ini sedang berkembang.

Adapun, pangsa pasar perseroan sebesar 70% berada di wilayah Jawa, terutama Jawa Barat. Adapun, 30% lainnya berasal dari pasar Sumatra.

Hingga akhir tahun ini, perseroan memproyeksikan dapat mencapai penjualan Rp70 miliar atau tumbuh 45% secara tahunan. Hingga Mei 2019, perseroan telah mengantongi penjualan Rp23,74 miliar atau tumbuh 60% secara tahunan.

Sedangkan laba bersihnya diperkirakan dapat tumbuh 20% secara tahunan atau mencapai Rp1,5 miliar hingga akhir tahun ini. Hingga Mei 2019, perseroan telah mengantongi laba bersih Rp679 juta.

"Penambahan kapasitas dua kali lipat pada tahun depan akan diikuti dengan peningkatan penjualan dan laba yang naik sampai 200%," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper