Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Melemah, IHSG Turun 0,6 Persen pada Akhir Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,6 persen atau 39,97 poin ke level 6.141,02 pada akhir sesi I, setelah sebelumnya dibuka melemah 0,11 persen atau 6,55 poin ke level 6.171,44.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2019). /Antara-Nova Wahyudi
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2019). /Antara-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak melemah hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (11/11/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,6 persen atau 39,97 poin ke level 6.141,02 pada akhir sesi I, setelah sebelumnya dibuka melemah 0,11 persen atau 6,55 poin ke level 6.171,44.

Pada perdagangan Jumat (8/11), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 6.177,99 dengan penguatan 0,2 persen atau 12,36 poin.

Sepanjang perdagangan sesi I hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.140,89-6.182,82.

Sejalan dengan pelemahan IHSG, mayoritas bursa saham lainnya di Asia bergerak di zona merah, dengan pelemahan terbesar dialami oleh indeks Hang Seng yang merosot 2,36 persen.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 melemah 0,2 persen, sedangkan indeks CSI 300 dan Shanghai Composite melemah masing-masing 1,28 persen dan 1,22 persen. Di sisi lain, indeks Topix menguat 0,03 persen.

Dilansir dari Bloomberg, bursa Asia merosot setelah dua pengunjuk rasa ditembak oleh polisi dalam aksi demonstrasi pada Senin pagi waktu setempat. Di China, investor menantikan Alibaba Single’s Day untuk mengukur kesehatan konsumen di China.

Keresahan di Hong Kong telah mengingatkan para investor akan risiko geopolitik yang tetap ada di tengah harapan kemajuan dalam ketegangan perdagangan AS-China. Sementara itu, data selama akhir pekan menunjukkan harga di pabrik-pabrik China turun untuk bulan keempat pada bulan Oktober.

Namun, acara penjualan Alibaba mencetak nilai transaksi hingga US$19 miliar dalam waktu kurang dari lima jam. Acara belanja terbesar di dunia ini dapat membantu investor mengukur seberapa besar keinginan konsumen China untuk berbelanja di tengah pertumbuhan ekonomi yang terancam berada di bawah 6 persen.

"Kami berhati-hati dengan situasi di Hong Kong,” ungkap Patrik Schowitz, analis global di JPMorgan Asset Management, seperti dikutip Bloomberg.

"Ini bukan bidang di mana kita sebagai investor dan pengalokasi global akan mengambil sejumlah besar risiko," lanjutnya.

Meredanya kekhawatiran ekonomi dan tanda-tanda kemajuan menuju kesepakatan perdagangan sementara telah membantu mengangkat aset berisiko, dengan ekuitas global menguat dalam lima pekan terakhir.

Presiden Donald Trump mengatakan pembicaraan perdagangan dengan China bergerak dengan “sangat baik" dan Beijing menginginkan kesepakatan perdagangan "yang lebih."

Sekarang ada risiko bahwa pasar sudah memperhitungkan sebagian kesepakatan AS-China, kata Oliver Pursche, analis pasar di Bruderman Asset Management LLC.

"Saya mendapatkan pengertian bahwa kita sangat dekat dengan kesepakatan perdagangan. Tapi kami tidak tahu seperti apa penurunan tarif secara bertahap. Ada risiko kekecewaan di sana,” lanjutnya.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 melemah 0,44 persen atau 2,38 poin ke level 541,13, sedangkan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index turun 0,59 persen atau 4,08 poin ke posisi 685,64 pada akhir sesi I.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper