Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Margin Laba Bersih Laba Panca Budi Idaman (PBID) Menciut

Perusahaan kemasan plastik itu membukukan penjualan bersih Rp3,49 triliun, tumbuh 10,20% secara tahunan per kuartal III/2019.
Direktur Utama PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) Djonny Taslim (tengah kiri) usai paparan publik di Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Azizah Nur Alfi
Direktur Utama PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) Djonny Taslim (tengah kiri) usai paparan publik di Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Azizah Nur Alfi

Bisnis.com, JAKARTA - Margin laba bersih PT Panca Budi Idaman Tbk. menciut dari 7,81% per kuartal III/2018 menjadi 4,23% per kuartal III/2019.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, perusahaan kemasan plastik itu membukukan penjualan bersih Rp3,49 triliun, tumbuh 10,20% secara tahunan. Penjualan berasal dari segmen kantong plastik Rp1,95 triliun atau berkontribusi 55,75% terhadap total penjualan.

Penjualan segmen kantong plastik tumbuh 4,87% secara tahunan. Sementara itu, penjualan segmen bijih plastik tumbuh 17,26% menjadi Rp1,39 triliun. Segmen bijih plastik berkontribusi 39,68% terhadap total penjualan. Adapun, segmen lain-lain sebesar Rp159,67 miliar atau tumbuh 22,02% secara tahunan.

Meski penjualannya bertumbuh, laba bersih emiten bersandi saham PBID ini turun 40,27% menjadi Rp147,82 miliar. Dengan demikian, margin laba bersih PBID menyusut dari 7,81% per kuartal III/2018 menjadi 4,23% per kuartal III/2019.

Lukman Hakim, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Panca Budi Idaman, menjelaskan ada dua faktor penyebab laba bersih turun sepanjang periode 9 bulan tahun ini. Pertama, perusahaan melakukan penetrasi pasar di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada tahun ini.

Seiring dengan perluasan pasar tersebut, perseroan memberikan diskon harga agar mampu berkompetisi dengan pemain regional. Diskon harga tersebut tercermin dari biaya iklan dan pemasaran yang melonjak 34,32% menjadi Rp9,98 miliar per kuartal III/2019.

Kedua, penurunan harga bijih plastik di pasar global sehingga margin laba di segmen ini lebih kecil. Lukman memerinci secara rata-rata harga bijih plastik di pasar global turun dari US$1.300 per ton per Desember 2017 menjadi US$1.100 per ton per Desember 2018.

"Harga rata-rata pada 2019 US$900 per ton. Hargannya sudah di bottom," katanya pada Senin (11/11/2019).

Lebih lanjut, Lukman mengatakan perseroan optimistis dapat mencapai target pertumbuhan penjualan di level 12%-15% sampai akhir tahun. Perusahaan akan mengoptimalkan dua bulan yang tersisa di tahun ini untuk mendorong penjualan.

Di samping itu, musim libur Natal dan Tahun Baru diharapkan dapat mendorong penggunaan kantong plastik.

Adapun, target margin laba bersih dipasang di level 5%-6% hingga akhir tahun ini. Target margin laba bersih yang menyusut ini seiring dengan strategi penetrasi pasar ke wilayah baru.

"Saat ini sekitar 60% pasar PBID ada di Jabodetabek. Dan kami sedang memperluas ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ke depan, efek diskon harga akan semakin berkurang dan kembali normal," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper