Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Berbalik Menguat, IHSG Tak Beranjak dari Zona Merah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (7/11/2019), meskipun sejumlah bursa Asia berbalik ke zona hijau.
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (7/11/2019), meskipun sejumlah bursa Asia berbalik ke zona hijau.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,84 persen atau 51,92 poin ke level 6.165,62 pada akhir perdagangan hari ini.

Pada perdagangan Rabu (6/11), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 6.217,54 dengan pelemahan 0,74 persen atau 46,61 poin.

Sebelum kembali melemah, indeks sempat rebound ke wilayah positif dengan dibuka naik 0,27 persen atau 17,06 poin di posisi 6.234,6 pada awal perdagangan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.119,42-6.235,64.

Tujuh dari sembilan sektor menetap di zona merah, dipimpin oleh barang konsumsi yang turun 1,71 persen dan disusul sektor tambang yang melemah 1,58 persen. Di sisi lain, sektor industry dasar dan properti menguat masing-masing 0,88 persen dan 0,23 persen.

Sebanyak 111 saham menguat, 308 saham melemah, dan 240 saham stagnan dari 659 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing melemah 3,85 persen dan 2,88 persen menjadi penekan utama IHSG pada akhir perdagangan.

Berbanding terbalik dengan pelemahan IHSG, mayoritas indeks saham lain di Asia rata-rata berbalik menguat, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang menguat masing-masing 0,22 persen dan 0,11 persen.

Sementara itu, indeks Hang Seng menguat 0,57 persen, indeks CSI 300 naik 0,18 persen, sedangkan indeks Shanghai Composite ditutup stagnan.

Dilansir Bloomberg, bursa saham berbalik menguat karena Amerika Serikat dan China sepakat untuk secara proporsional menurunkan tarif impor masing-masing.

Juru bicara Kementerian Perdagangan China mengatakan kedua negara telah sepakat untuk menurunkan tarif secara bertahap, yang berpotensi membuka jalan ke kesepakatan untuk mengakhiri perang perdagangan.

Sebelumnya, bursa melemah di tengah kekhawatiran pelaku pasar bahwa perjanjian perdagangan fase pertama awal mungkin tidak terjadi bulan ini dan diundur menjadi bulan Desember.

Meningkatnya harapan kesepakatan perdagangan AS-China telah meningkatkan kepercayaan di pasar bulan ini, seiring dengan indikator ekonomi utama yang menunjukkan tanda-tanda stabilisasi.

Meskipun data terbaru dari Eropa menunjukkan pemulihan yang kuat mungkin belum terjadi, peningkatan yang terjadi telah meredakan kekhawatiran bahwa ekonomi global bergerak menuju resesi.

"Kami masih menunggu untuk melihat apa kesepakatan yang akan terjadi,” ungkap Patrick Chovanec, kepala analis di Silvercrest Asset Management, seperti dikutip Bloomberg.

"Investor harus bersabar dan tidak mengambil kesimpulan berdasarkan berita utama hari ini atau kemarin," lanjutnya.

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

BBRI

-3,85

HMSP

-2,88

ASII

-1,82

ICBP

-3,79

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

MPRO

+24,93

SMMA

+4,00

CPIN

+2,07

TAMU

+10,58

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper