Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal III/2019, Intikeramik Alamasri (IKAI) Masih Rugi Rp58,23 Miliar

Sektor perhotelan menjadi penopang pendapatan IKAI di saat bisnis keramik sedang diremajakan.
Direktur Utama PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. Teuku Johas Raffli (kedua dari kanan) dalam public expose pada Kamis (17/10/2019)./Bisnis-Azizah Nur Alfi
Direktur Utama PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. Teuku Johas Raffli (kedua dari kanan) dalam public expose pada Kamis (17/10/2019)./Bisnis-Azizah Nur Alfi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. (IKAI) mencatatkan kenaikan pendapatan di atas 2.000% secara tahunan menjadi Rp57,21 miliar sepanjang periode 9 bulan pertama tahun ini. Meski pendapatan melesat, perseroan masih membukukan rugi bersih Rp58,23 miliar, dari sebelumnya laba Rp40,95 miliar per kuartal III/2018.

Direktur Utama Intikeramik Alamasri Industri Teuku Johas Raffli menjelaskan kenaikan pendapatan ditopang oleh sektor perhotelan yang diakuisisi pada akhir tahun lalu. Pendapatan dari hotel tercatat Rp55,85 miliar, sedangkan pendapatan dari penjualan keramik sebesar Rp1,36 miliar.

Perseroan berhasil mengantongi laba kotor sebesar Rp44,82 miliar, dari sebelumnya mencatat rugi kotor sebesar Rp147,69 juta pada periode yang sama tahun lalu. Laba kotor ini disumbang dari dari bisnis hotel yang diakuisisi pada akhir 2018 dan mulai tercermin pada kinerja laba rugi perseroan.

IKAI menargetkan pendapatan dari sektor perhotelan dan keramik akan lebih seimbang pada semester II tahun ini, seiring dengan peremajaan mesin keramik yang telah selesai. Segmen keramik digarap oleh anak usaha perseroan yakni PT Internusa Keramik Alamasri Industri (INKA).

"Di sini terlihat, sesuai strategi bisnis IKAI, sektor perhotelan menjadi penopang pendapatan IKAI di saat bisnis keramik sedang diremajakan," katanya pada Kamis (7/11/2019).

Pendapatan per kuartal III/2019 ini telah mencapai 72% dari target pendapatan yang dipasang perseroan yakni 72%. Untuk itu, IKAI optimistis dapat mencapai target pendapatan hingga akhir tahun ini sebesar Rp80 miliar.

Sementara itu, kerugian yang masih dicatatkan perseroan pada September 2019 karena adanya beban depresiasi akibat adanya aset tetap dari hotel yang dimiliki pasca akuisisi.

"Kami terus menargetkan perbaikan pada kinerja pendapatan dan laba kotor. Seluruh upaya yang kami lakukan telah memberikan dampak positif bagi kinerja pendapatan sebagai kontribusi dari bisnis hotel yang diakuisisi pada 2018 dan selesainya peremajaan pada bisnis keramik di tahun ini," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper