Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Tumbuh Dua Digit, Ini Rekomendasi Saham SIDO

Produsen Tolak Angin, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. mencatat pertumbuhan laba bersih 20,48% secara tahunan per kuartal III/2019. Lantas, bagaimana prospek sahamnya?
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen Tolak Angin, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. mencatat pertumbuhan laba bersih 20,48% secara tahunan menjadi Rp578,45 miliar pada periode 9 bulan pertama tahun ini. Lantas, bagaimana prospek sahamnya?

Helen, analis Mega Capital Sekuritas, menyampaikan pertumbuhan penjualan Sido Muncul sebesar 9,48% menjadi Rp2,13 triliun, menggambarkan 71% dari proyeksi analis sepanjang tahun ini.

Segmen jamu herbal menjadi kontributor utama yakni sekitar 67,1% terhadap penjualan, diikuti segmen makanan dan minuman 28,6%, dan segmen farmasi 4,3%.

Laba SIDO tumbuh 20,48% menjadi Rp578,45 miliar per kuartal III/2019. Margin laba kotor (GPM), margin laba operasi (OPM), dan margin laba bersih (NPM) meningkat signifikan menjadi 54,4%, 34,4%, dan 27,2% karena baruan penjualan, biaya operasional yang stabil seiring dengan volume penjualan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) yang lebih tinggi.

Laba Tumbuh Dua Digit, Ini Rekomendasi Saham SIDO

Dalam riset yang dirilis pada 29 Oktober 2019, Helen mengatakan industri obat herbal tradisional di Indonesia tumbuh 10% pada 2018.

Analis memperkirakan SIDO dapat memperoleh manfaat dari meningkatnya permintaan terhadap produk berbahan herbal alami, seiring gaya hidup kembali ke alam. Industri jamu di Indonesia juga didukung oleh keanekaragaman hayati yang kaya bahan baku lokal.

Perusahaan yang berbasis di Jawa Tengah itu diproyeksi dapat mencapai penjualan Rp2,99 triliun dan laba bersih Rp687 miliar pada 2019.

"Kami merekomendasikan buy untuk SIDO dan menetapkan target harga pada Rp1.350, mencerminkan proyeksi PER [price to earnings ratio] 26,95 kali pada 2020," katanya dikutip dari riset.

Efisiensi Produksi

Wilbert, Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas, menyampaikan GPM yang naik menjadi 54,4%, melebar dari 50,8% per kuartal III/2018, seiring efisiensi produksi yang berasal dari komersialisasi pabrik COD II, serta kenaikan ASP untuk beberapa produk F&B di kuartal II dan kuartal III/2019.

Lebih lanjut, analis masih melihat potensi pertumbuhan pendapatan SIDO seiring dengan pabrik COD II yang telah beroperasi sejak Februari 2019. Ini memungkinkan perseroan untuk lebih jauh menembus pasar domestik dan ekspor.

Penjualan juga akan didukung oleh ekspansi pasar luar negeri yang saat ini kontribusinya 5% terhadap penjualan per kuartal III/2019. Analis memperkirakan perusahaan dapat mencapai laba bersih Rp796,9 miliar pada 2019 dan Rp846,8 miliar pada 2020.

Laba Tumbuh Dua Digit, Ini Rekomendasi Saham SIDO

Sinarmas Sekuritas menurunkan peringkat terhadap SIDO dari buy menjadi add dengan target harga Rp1.340 sampai akhir tahun depan.

"Downgrade ini terutama karena potensi upside terbatas dari harga pasar saat ini. Sebagian besar berita positif telah dihargai dalam penguatan saham 46,4% sepanjang tahun bejalan," dikutip dari riset yang dirilis pada 1 November 2019.

Sebelumnya, Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengungkapkan perseroan telah mengantongi kontrak baru dari importir Arab Saudi. Kontrak baru ini ditandatangani di sela-sela perhelatan Trade Expo Indonesia 2019.

Dari penandatanganan kontrak dengan perusahaan Mizanain Trading and Marketing, emiten bersandi saham SIDO itu mengantongi kontrak baru sekitar US$500.000-US$1,5 juta.

Untuk pasar Arab Saudi, perseroan akan fokus terhadap penjualan produk Tolak Angin Cair dan Tolak Angin Cair Anak. Selanjutnya, akan menyusul penjualan produk-produk Sido Muncul lainnya.

Perusahaan belum dapat menyebutkan target kontribusi Arab Saudi terhadap total penjualan ekspor. Namun, pasar Arab Saudi akan menambah pasar baru dan menjadi salah satu prioritas negara tujuan ekspor pada tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper