Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Emas India Turun ke Level Terendah

World Gold Council memangkas proyeksi permintaan emas India, konsumen logam terbesar kedua di dunia, pada 2019 menjadi 700 ton hingga 750 ton, turun dari produksi 750 ton hingga 850 ton pada perkiraan World Gold Council tiga bulan lalu.
Emas batangan dan koin /REUTERS-Michael Dalder
Emas batangan dan koin /REUTERS-Michael Dalder

Bisnis.com, JAKARTA - World Gold Council memangkas proyeksi permintaan emas India, konsumen logam terbesar kedua di dunia, pada 2019 menjadi 700 ton hingga 750 ton, turun dari produksi 750 ton hingga 850 ton pada perkiraan World Gold Council tiga bulan lalu.

Adapun, perkiraan permintaan India tersebut menjadi permintaan level terendah dalam tiga tahun terakhir. Harga emas domestik yang naik ke rekor tertinggi dan turunnya pendapatan di daerah pedesaan menjadi alasan utama terpuruknya permintaan emas.

Direktur Pelaksana Operasi World Gold Council India Somasundaram PR mengatakan bahwa akibat melambatnya permintaan di India dapat menahan penguatan harga emas global yang telah menguat sekitar 18% sepanjang tahun berjalan ini.

“Hujan monsun yang menerpa wilayah pedesaan India, dua per tiga sumber permintaan emas India, melemahkan pendapatan dan daya beli masyarakat,” papar Somasundaram seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/11/2019).

Sebagai informasi, India tengah mengalami curah hujan monsun tertinggi dalam 25 tahun selama musim Juni-September, dengan hujan terus berlanjut bahkan pada Oktober sehingga merusak tanaman seperti kapas, kedelai, dan kacang-kacangan yang siap panen.

Selain itu, lonjakan harga emas domestik dan kenaikan bea impor juga menjadi alasan di balik tertekannya permintaan emas India selama Juli-September. Pada awal Juli, India telah menaikkan bea masuk emas menjadi 12,5% dari 10%.

Namun demikian, permintaan biasanya meningkat pada kuartal terakhir seiring dengan musim pernikahan dan festival seperti Diwali, ketika membeli emas batangan dianggap menguntungkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper