Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas ETF Dorong Permintaan Logam Mulia Global pada Kuartal III/2019

Sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, permintaan emas sebesar 3.317,5 ton, menjadi permintaan periode Januari-September terbesar sejak 2016.

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan emas berhasil naik sepanjang kuartal ketiga tahun ini ditopang oleh permintaan emas ETF sehingga mengimbangi penurunan permintaan emas perhiasan, emas batangan, dan koin.

Berdasarkan laporan World Gold Council terbaru, permintaan emas sepanjang kuartal ketiga tahun ini sebesesar 1.107,9 ton atau naik 3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, sepanjang 9 bulan pertama tahun ini permintaan emas sebesar 3.317,5 ton, menjadi permintaan periode Januari-September terbesar sejak 2016.

Kepala Intelijen Pasar World Gold Council Alistair Hewitt mengatakan bahwa melonjaknya permintaan emas ETF lebih dari sekedar mengimbangi permintaan yang lebih lemah di sektor lain, tetapi mampu mendongkrak permintaan emas secara keseluruhan.

“Emas secara tradisional dipandang sebagai aset investasi yang aman di tengah ketidakpastian pasar dan kesehatan ekonomi global yang memburuk telah memicu gelombang minat dari para investor keuangan seperti manajer aset dan dana lindung nilai beralih ke emas,” ujar Alistair seperti dikutip dari publikasinya, Selasa (5/11/2019).

Adapun, kepemilikan emas ETF telah naik 258,2 ton selama kuartal ketiga tahun ini dan berhasil menyentuh level tertinggi baru sepanjang masa.

Kendati demikian, harga emas yang telah naik tajam ke level tertingginya dalam enam tahun terakhir telah menunda dan mengurangi konsumsi ritel. Permintaan emas untuk perhiasan hanya menyentuh 460,9 ton pada kuartal ketiga tahun ini atau turun 16% dari periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, pembelian emas batangan dan koin juga berkurang menjadi hanya 150,3 ton atau turun 50% dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun lalu. Harga yang tinggi telah membuat para investor ritel mengambil kesempatan untuk menjual dan mengunci keuntungan daripada melakukan pembelian baru.

Pun, pembelian emas oleh bank sentral beberapa negara ikut terkontraksi dan turun tajam 38% dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu, yaitu hanya sebesar 156,2 ton, walaupun sepanjang 9 bulan pertama pembelian emas oleh bank sentral masih mencatatkan kenaikan sebesar 12% daripada pembelian pada periode yang sama tahun lalu.

Hewitt memproyeksi pembelian emas oleh bank sentral pada 2019 berada di kisaran 600 ton hingga 700 ton atau setara dengan pembelian pada tahun lalu.

Di sisi lain, World Gold Council telah memangkas perkiraan konsumsi emas setahun penuh untuk dua negara konsumen terbesar di dunia, China dan India.

Hewitt memproyeksi konsumsi emas China pada 2019 berada di kisaran 850 ton hingga 950 ton, turun dari prediksi 900 ton hingga 1.000 ton pada perkiraan World Gold Council tiga bulan lalu.

Sementara itu, permintaan India diperkirakan hanya menyentuh 700 ton hingga 750 ton, turun dari prediksi 750 ton hingga 850 ton pada perkiraan World Gold Council 3 bulan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper