Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Acset Indonusa (ACST) Rugi per Kuartal III/2019

Acset Indonusa akan melakukan konstruksi proyek milik oleh Astra Property ini setelah melalui proses tender dalam skema kerja sama operasi (KSO) dengan Woh Hup (Private) Ltd.
Presiden Direktur PT Acset Indonusa Tbk Jeffrey Gunadi didampingi direksi lainnya memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan seusai rapat umum pemegang saham tahunan dan luar biasa di Jakarta, Rabu (11/4/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Presiden Direktur PT Acset Indonusa Tbk Jeffrey Gunadi didampingi direksi lainnya memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan seusai rapat umum pemegang saham tahunan dan luar biasa di Jakarta, Rabu (11/4/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Acset Indonusa Tbk. membukukan rugi bersih senilai Rp752,31 miliar pada akhir kuartal III/2019. Hal ini disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian beberapa proyek contractor pre-financing (CPF) dan struktur.

Pada periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan berkode saham ACST itu meraup laba bersih senilai Rp91,23 miliar.

Dalam keterangan resmi yang dirilis perseroan pada Kamis (31/10/2019), ACST mencatatkan perolehan pendapatan senilai Rp3,07 triliun atau naik 12% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Maria Cesilia Hapsari, Corporate Secretary & Investor Relations Acset Indonusa, memaparkan perolehan pendapatan pada periode 9 bulan pertama 2019 bersumber dari sektor infrastruktur berkontribusi sebesar 72%, konstruksi sebesar 17%, fondasi sebesar 8%, dan sektor lainnya sebesar 3%. Sektor lainnya menggambarkan aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh anak usaha.

Pada periode ini, ACST membukukan rugi bersih senilai Rp752 miliar, yang disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian beberapa proyek contractor pre-financing (CPF) dan struktur.

"Hal ini berdampak pada meningkatnya biaya pendanaan, biaya overhead, dan biaya lainnya yang dialokasikan untuk percepatan penyelesaian proyek-proyek tersebut. ACST juga mengalami penyesuaian nilai pekerjaan yang berimbas pada timbulnya penurunan pendapatan dan laba proyek berjalan," tulisnya.

Adapun, perseroan kembali perkuat value chain dalam Grup Astra melalui perolehan kontrak Arumaya Residence pada kuartal III/2019 dengan nilai kontrak senilai Rp218,7 miliar.

ACST dipercaya untuk melakukan konstruksi proyek yang dimiliki oleh Astra Property ini setelah melalui proses tender dalam skema kerja sama operasi (KSO) dengan Woh Hup (Private) Ltd.

Selain proyek ini, ACST juga mendapatkan proyek fondasi Jakarta-Bandung High Speed Railway dan Jakarta 3 Data Center yang terletak dalam kawasan industry MM2100, Cibitung.

Perseroan masih optimis untuk mendapatkan proyek baru hingga akhir 2019 dengan menerapkan perilaku selektif untuk proyek-proyek yang dirasa sesuai dengan kompetensi ACST atau bahkan yang bisa memberikan nilai tambah bagi pengembangan keahlian perseroan ke depannya.

Strategi perbaikan kinerja masih terus diupayakan di internal perusahaan, khususnya dalam aspek finansial dan kualitas operasional. Strategi perbaikan berkelanjutan atau continuous improvement ini juga dibarengi dengan upaya diversifikasi, yakni dalam bidang soil improvement works guna memperkaya layanan konstruksi terintegrasinya.

Sebagai bentuk nyata upaya diversifikasi ini, ACST kini sedang berpartisipasi dalam pembangunan Pelabuhan Patimban, Jawa Barat, spesifiknya dalam pekerjaan soil improvement.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper