Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Delta Dunia Makmur (DOID) Tertekan Kenaikan Beban Pokok

Delta Dunia Makmur (DOID) mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$690,33 juta tumbuh sebesar 8,28% secara tahunan.
Direktur Utama PT Delta Dunia Makmur Tbk Hagianto Kumala (tengah), berbincang dengan Direktur Ariani Vidya Sofjan (kanan) dan Direktur Eddy Porwanto Poo seusai rapat umum pemegang saham tahun (RUPST) di Jakarta, Rabu (22/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Delta Dunia Makmur Tbk Hagianto Kumala (tengah), berbincang dengan Direktur Ariani Vidya Sofjan (kanan) dan Direktur Eddy Porwanto Poo seusai rapat umum pemegang saham tahun (RUPST) di Jakarta, Rabu (22/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kontraktor tambang PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$690,33 juta tumbuh sebesar 8,28% secara tahunan.

Adapun pada periode yang sama tahun lalu perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp637,51 juta. Sama seperti tahun lalu pada periode sembilan bulan tahun ini, pendapatan utama perseroan bersumber dari  PT Berau Coal sebesar US$335,11 juta.

Lalu ada PT Adaro Indonesia US$76,23 juta, PT Kideco Jaya Agung US$65,30 juta dan PT Sungai Danai Jaya, US$23,59 juta. Masing-masing berkontribusi sebesar 49%, 11%, 9% dan 3%. Namun, kontribusi keempat pelanggan utama itu berkurang dibandingkan dengan tahun lalu.

Pada periode ini, keempat perusahaan itu menyumbang atas 72% pendapatan yang setara dengan US$500,25 juta sedangkan pada periode lalu keempatnya berkontribusi atas 84% pendapatan atau US$536,34 juta.

Setelah dikurangi dengan beban usaha, beban keuangan dan pajak pengasilan, laba bersih yang dapat diatribusikan DOID kepada entitas induk tercatat US$28,14 juta.

Laba tahun berjalan DOID turun drastis sebesar 43,49% dari posisi tahun lalu US$49,80 juta. Penurunan laba bersih emiten kontraktor itu disebabkan oleh beban pendapatan yang tumbuh sebesar 17,87% atau US$567,79 juta dari capaian pada periode yang sama tahun lalu US$481,62 juta.

Beban pendapatan DOID meningkat disebabkan oleh beban karyawan naik 31,86% menjadi US$114,18 juta, biaya kantor naik 36,43% menjadi US$50,70 juta dan beban lain-lain yang naik 172,20% menjadi US$19,04 juta.

Akibatnya adalah laba per saham dasar DOID yang dapat diatribusikan menjadi terkupas dari posisi Rp81,6 menjadi Rp45,65.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper