Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Kuartal III/2019 Susut 47 Persen, PGAS Menanti Kenaikan Harga Gas

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk PGAS tercatat melorot 47,16 persen menjadi US$129,1 juta per kuartal III/2019.
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Gigih Prakoso./Antarafoto
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Gigih Prakoso./Antarafoto

Bisnis.com, JAKARTA — Raihan laba PT Perusahaan Gas Negara Tbk. hingga kuartal III/2019 mengalami penyusutan hingga 47,16 persen secara tahunan. Mampukah rencana kenaikan harga gas industri mengerek keuntungan anak usaha PT Pertamina (Persero) itu?

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, emiten bersandi saham PGAS itu membukukan pendapatan US$2,81 miliar, turun 2,69 persen dari US$2,88 miliar pada Januari-September 2018.

Sementara itu, beban pokok pendapatan PGAS naik tipis 0,39 persen dari US$1,91 miliar menjadi US$1,92 miliar per kuartal III/2019. PGAS juga mencatatkan penurunan nilai properti minyak dan gas US$44,18 juta pada periode tersebut.

Di sisi keuntungan, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk PGAS tercatat melorot 47,16 persen menjadi US$129,1 juta per kuartal III/2019. Pada periode yang sama tahun lalu, PGAS mencetak laba bersih US$244,33 juta.

Laba Kuartal III/2019 Susut 47 Persen, PGAS Menanti Kenaikan Harga Gas

Sekretaris Perusahaan Perusahaan Gas Negara Rachmat Utama mengatakan bahwa pendapatan tersebut berasal dari hasil penjualan gas sebesar US$2,18 miliar, penjualan minyak dan gas US$292,2 juta, dari transmisi gas US$181,1 juta, dan pendapatan usaha lainnya sebesar US$156,6 juta.

Rachmat menjelaskan bahwa sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional di berbagai sektor bisnis, PGAS juga akan terus membangun dan memperluas infrastruktur gas bumi. Tingginya kebutuhan energi di dalam negeri merupakan peluang bagi perseroan.

Sepanjang Januari–September 2019 PGAS telah menyalurkan gas bumi sebesar 3.007 bbtud dengan rincian volume gas distribusi sebesar 971 bbtud, volume transmisi gas bumi 2.036 bbtud.

“Kami melayani 371.941 pelanggan di seluruh sektor dari kelistrikan, industri, transportasi, komersial, dan rumah tangga,” ungkapnya dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu (30/10/2019).

Sementara itu, Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial menilai kenaikan harga gas industri akan menjadi katalis yang sangat positif untuk kinerja keuangan PGAS. Seperti diketahui, mulai 1 November 2019, harga gas industri akan naik menjadi di atas US$9 juta per MMBtu.

Laba Kuartal III/2019 Susut 47 Persen, PGAS Menanti Kenaikan Harga Gas

Menurutnya kinerja PGAS bakal lebih menghangat pada kuartal IV/2019 didorong oleh kenaikan harga tersebut, karena sebelum adanya kenaikan harga gas industri, kinerja PGAS telah mengalami perbaikan pada kuartal III/2019 dengan penambahan volume distribusi.

“Jadi kalau misalnya ke bantu dengan kenaikan harga, itu akan sangat baik lagi untuk kuartal IV/2019,” katanya kepada Bisnis, Selasa (29/10/2019).

Untuk saham PGAS, pihaknya merekomendasikan buy on weakness. Menurutnya, secara valuasi saham PGAS sangat menarik dengan price book value (PBV) masih dibawah 1,2 kali.

Buy on weakness di Rp2.250 per saham–Rp2.300 per saham,” jelasnya.

Laba Kuartal III/2019 Susut 47 Persen, PGAS Menanti Kenaikan Harga Gas

Sementara itu, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan bahwa kenaikan harga gas industri bakal mempengaruhi pendapatan PGAS.

Namun menurutnya, kenaikan harga tersebut belum berdampak pada kinerja keuangan PGAS pada kuartal IV/2019. Menurutnya, penjualan gas kepada konsumen merupakan sistem kontrak.

“Sebagian sudah ada terefleksi pada kuartal IV/2019, tapi secara utuh baru akan terlihat pada tahun depan,” katanya kepada Bisnis, Selasa (29/10/2019).

Wawan mengatakan bahwa untuk saham PGAS pada saat ini tergolong pada harga yang murah secara valuasi karena 2018 saham PGAS berada pada level Rp3.000, sehingga pada saat ini saham PGAS sedang terkoreksi.

Dia menilai dengan katalis kenaikan harga gas industri saham PGAS menjadi sangat menarik untuk dibeli.

“Untuk saham PGAS support-nya disekitar Rp2.000–Rp2.100, resistance-nya Rp2.400–Rp2.500, kalau itu tembus mungkin di akhir tahun bisa di level Rp2.600,” jelasnya.

Hingga ahir perdagangan Selasa (29/10/2019), PGAS ada di level harga Rp2.350 per saham. Dalam 1 bulan, PGAS mencetak return 14,08% atau 10,85% secara year to date.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper