Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amerika 'Banjir' Stok, Harga Minyak Melorot

Harga minyak mentah tergelincir ke zona merah dan berakhir turun untuk pertama kalinya dalam sepekan pada perdagangan Senin (28/10/2019), di tengah tanda-tanda baru membengkaknya persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS).
Pangkalan minyak terapung Kaombo Norte terlihat dari helikopter di lepas pantai Angola, 8 November 2018./REUTERS-Stephen Eisenhammer
Pangkalan minyak terapung Kaombo Norte terlihat dari helikopter di lepas pantai Angola, 8 November 2018./REUTERS-Stephen Eisenhammer

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah tergelincir ke zona merah dan berakhir turun untuk pertama kalinya dalam sepekan pada perdagangan Senin (28/10/2019), di tengah tanda-tanda baru membengkaknya persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Desember 2019 melemah 85 sen dan berakhir di level US$55,81 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sejalan dengan WTI, minyak Brent untuk kontrak Desember 2019 ditutup turun 45 sen di level US$61,57 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$5,75 terhadap WTI untuk bulan yang sama.

Menurut data Genscape Inc., persediaan minyak di pusat penyimpanan utama Oklahoma telah berekspansi sebesar 1,5 juta barel pekan lalu. Hal ini serta merta menghidupkan kembali kekhawatiran tentang lesunya permintaan dan stok berlebih.

Sementara itu, Rusia cenderung mengecilkan harapan bahwa putaran baru upaya pembatasan pasokan minyak mentah akan segera terjadi.

"Ketidakpastian ekonomi terus membebani harga karena menimbulkan pertanyaan seputar pertumbuhan permintaan minyak dan mengurangi daya tarik aset berisiko,” terang Harry Tchilinguirian, kepala strategi komoditas dan pasar di BNP Paribas, London.

Harga minyak telah menghadapi tekanan selama berbulan-bulan setelah perselisihan perdagangan yang berlarut-larut antara AS dan China mengikis pertumbuhan permintaan dan membuat prospek ekonomi dunia suram.

Dalam sebuah wawancara pada Minggu (27/10), Menteri Energi AS Rock Perry mengatakan pasar global "dibanjiri" minyak mentah seiring dengan booming produksi dari ladang minyak shale AS.

Meski posisi net-long untuk minyak mentah WTI naik pada pekan yang berakhir 22 Oktober, pertaruhannya masih di setengah level yang dicapai bulan lalu. Ini menandakan masih ada banyak skeptisisme, dan mungkin butuh berita besar untuk memicu reli berkelanjutan.

"Ada keraguan pada posisi yang sangat panjang untuk mengawali pekan ini," tutur Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group.

Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Desember 2019

Tanggal

Harga (US$/barel)

Perubahan

28/10/2019

55,81

-0,85 poin

25/10/2019

56,66

+0,43 poin

24/10/2019

56,23

+0,26 poin

Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Desember 2019

Tanggal

Harga (US$/barel)

Perubahan

28/10/2019

61,57

-0,45 poin

25/10/2019

62,02

+0,35 poin

24/10/2019

61,67

+0,50 poin

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper