Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Jadi Menteri BUMN, Ini Kata Pengamat

Terdapat 3 PR besar yang harus dikerjakan oleh Menteri BUMN baruyakni, menyelesaikan program pembentukan sectoral holding dan pada akhirnya superholding BUMN, menekan BUMN rugi, dan memperbaiki tata kelola BUMN.
Erick Thohir memberikan keterangan pers seusai wawancara calon menteri di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (21/10/2019)/Bisnis-Amanda Kusuma Wardhani
Erick Thohir memberikan keterangan pers seusai wawancara calon menteri di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (21/10/2019)/Bisnis-Amanda Kusuma Wardhani

Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo menunjuk Erick Thohir sebagai Menteri BUMN dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Komisaris Utama PT Mahaka Media Tbk. itu resmi menggantikan Rini Soemarno.

Toto Pranoto, Pengamat BUMN yang juga menjabat Managing Director Lembaga Management FEB Universitas Indonesia, menyebutkan kriteria Menteri BUMN yang ideal adalah memiliki kemampuan leadership dan managerial yang kuat, latar belakang pengalaman bisnis, serta bebas dari benturan kepentingan.

Sosok Menteri BUMN juga harus mendedikasikan waktu sepenuhnya untuk posisi jabatan tersebut.

"Erick Thohir saya kira memiliki kriteria tersebut, terbukti dari pengalaman sebagai CEO yang mempersiapkan Asian Games dengan sukses," ujarnya saat dihubungi Rabu (23/10/2019).

Selain itu, pria yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin itu juga dinilai memiliki pengalaman bisnis secara internasional. Toto menyatakan dengan kriteria yang dimiliki, tinggal memastikan saja bahwa calon Menteri BUMN tersebut bisa mendedikasikan waktu sepenuhnya sebagai menteri dan nonaktif dari bisnis pribadi.

"Dengan demikian, conflict of interest bisa dihindarkan," jelasnya.

Lebih jauh, Toto mengatakan setidaknya terdapat 3 PR besar yang harus dikerjakan oleh Menteri BUMN baru. Pertama, menyelesaikan program pembentukan sectoral holding dan pada akhirnya superholding BUMN.

Kedua, tugas yang menanti adalah penyelesaian proses restructuring BUMN besar yang masih membukukan kerugian, seperti PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Ketiga, perbaikan tata kelola atau good corporate governance (GCG) BUMN sehubungan makin banyaknya kasus korupsi di perusahaan pelat merah.

Sebagai informasi, jabatan di perusahaan swasta yang dipegang Erick saat ini adalah Direktur Utama di PT Intermedia Capital Tbk. (MDIA) yang merupakan induk dari PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV).

Selain itu, Erick juga menjabat sebagai Presiden Direktur Cakrawala Andalas Televisi dan Komisaris PT Asia Global Media, Komisaris Utama PT Redal Semesta, Komisaris PT Beyond Media, Komisaris Utama PT Mahaka Media Tbk (ABBA), Komisaris Utama PT Entertainment Live, Direktur PT Trinugraha Thohir Media Partners, dan Presiden komisaris di PT Mahaka Radio Integra Tbk.

Erick menuturkan setelah resmi menjabat sebagai menteri, dia akan mengundurkan diri dari jabatannya di korporasi.

"Ya sudah pasti dengan jabatan seperti ini tidak boleh conflict of interest. Ya tentu kita harus berhenti total. Memang cukup berat bagi saya secara pribadi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper