Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibantu Brexit, Emas Balik Menguat

Meski masih ada sentimen dari perang dagang, tapi Brexit membantu harga emas menghijau.
Emas batangan./Reuters-Michael Buholzer
Emas batangan./Reuters-Michael Buholzer

Bisnis.com, JAKARTA -- Emas berhasil berbalik menguat pada perdagangan Selasa (22/10/2019), menjelang pemungutan suara penting oleh anggota Parlemen Inggris terkait perjanjian Brexit.

Tetapi, penguatannya terbatas akibat kemajuan dalam kesepakatan dagang AS-China, yang menumbuhkan minat atas aset investasi berisiko.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (22/10) hingga pukul 15.55 WIB, harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2019 di bursa Comex menguat 0,24 persen menjadi US$1.491,6 per troy ounce. Sementara itu, harga emas di pasar spot naik 0,24 persen menjadi US$1.488 per troy ounce.

Dalam beberapa perdagangan terakhir, harga emas terus mencoba menembus level US$1.500 per troy ounce, yang makin sulit di tengah banyaknya sentimen positif di pasar.

Namun, menjelang pemungutan suara Parlemen Inggris, kekhawatiran pasar terhadap hard Brexit meningkat sehingga investor mulai mencari perlindungan.

Dalam proses Brexit terbaru, Parlemen Inggris dengan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson akan kembali berhadapan terkait RUU Perjanjian Penarikan, sebuah undang-undang terperinci yang menempatkan kesepakatan Brexit ke dalam hukum domestik Inggris.

Di sisi lain, Analis Pasar CMC Markets Margaret Yang Yan mengatakan sentimen seperti perang dagang AS dan China yang positif saat ini, lebih menguntungkan bagi pasar ekuitas atau aset berisiko dibandingkan untuk emas atau aset safe haven.

Sebagai informasi, China dan AS telah mencapai beberapa kemajuan dalam pembicaraan perdagangan mereka. Penasihat Gedung Putih Larry Kudlow menyampaikan tarif impor produk China yang dijadwalkan berlaku pada Desember 2019, dapat ditarik jika pembicaraan berjalan baik.

"Tetapi, penurunan ini bukan berarti emas akan terus menurun, pasar akan melihat proyeksi pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada Oktober 2019, dan menjadi sentimen positif bagi emas. Untuk saat ini, masih terlihat seperti koreksi yang sehat,” ujar Yan seperti dilansir dari Reuters, Selasa (22/10).

Sementara itu, dalam risetnya, analis PT Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengungkapkan harga emas berpeluang turun menguji level support di US$1.481 per troy ounce dan penurunan lebih lanjut berpeluang menekan harga emas menguji level support selanjutnya di US$1.479-US$1.477 per troy ounce.

“Lalu, jika harga emas bergerak naik, resisten yang kemungkinan akan diuji adalah US$1.485 per troy ounce dan kenaikan lebih lanjut dari level resisten tersebut berpeluang menopang kenaikan harga emas menguji level resisten selanjutnya di US$1.487 per troy ounce dan US$1.490 per troy ounce,” paparnya dalam keterangan resmi, Selasa (22/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper