Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Karet Thailand Terancam Wabah Jamur

Harga karet alam kontrak pengiriman Maret 2020 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) bergerak stabil di level 165,80 yen per kilogram, pukul 17:00 WIB, Senin (21/10/2019).
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Wilayah penghasil karet utama di Thailand dilaporkan telah dilanda wabah penyakit jamur yang bisa mengurangi separuh produksi di daerah tersebut.

Seperti dikutip dari Reuters, Senin (21/10/2019), penyakit yang disebut Pestalotiopsis ini, telah menyebar ke Thailand, setelah melanda perkebunan di negara tetangga Indonesia dan Malaysia. Sebagai informasi, tiga negara ini menyumbang sekitar 70% dari produksi karet alam dunia.

Sementara itu, Thailand merupakan negara penghasil dan pengekspor terbesar karet alam global. Produksi karet alam mereka menyumbang hingga 40% dari pasokan karet global.

Otoritas Karet Thailand melaporkan bahwa penyakit itu bisa menyebabkan daun pohon karet menguning. Sejauh ini wabah telah menyebar di tiga di distrik di Narathiwat, provinsi utama penghasil karet di selatan Thailand.

Badan itu juga mengatakan kepada Reuters bahwa kerusakan diperkirakan sekitar 100.000 rai atau 16.000 hektare pada Minggu.

Peneliti di lembaga tersebut Krissada Sangsing mengatakan, penyakit itu mengancam bakal memangkas produksi di daerah yang terkena dampak hingga 50%. "Kami berkomitmen untuk mencegah penyakit ini dan mencegah penyebarannya lebih lanjut," kata Krissada.

Dia menambahkan, pohon karet yang lebih tua lebih rentan terhadap penyakit. Pada akhirnya penyakit tersebut menyebabkan pohon kehilangan 90% daunnya dan memengaruhi kemampuan untuk menghasilkan getah.

Uthai Sonlucksub, Presiden Dewan Karet Alam Thailand mengatakan, petani karet di selatan Thailand sangat khawatir kehilangan produksi di tengah penurunan harga karet.

“Penyakit ini menyebar sangat cepat. Pohon-pohon tidak bisa disadap sama sekali. Petani kehilangan penghasilannya akibat wabah tersebut,” katanya.

Konsorsium Karet Internasional (International Rubber Consortium/IRCo) melaporkan, penyakit tersebut saat ini menyerang sekitar 382.000 hektare perkebunan karet di Indonesia. Terutama di Sumatra dan Kalimantan.

Indonesia sudah merevisi produksi karet alamnya tahun ini karena wabah, memperkirakan produksi turun 15%.

Sementara itu, harga karet alam kontrak pengiriman Maret 2020 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) bergerak stabil di level 165,80 yen per kilogram, pukul 17:00 WIB, Senin (21/10/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper