Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Berbalik Melemah, IHSG Pertahankan Penguatan di Akhir Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,13 persen atau 7,96 poin ke level 6.188,58 pada akhir perdagangan sesi I, setelah dibuka menguat 0,07 persen atau 4,2 poin di posisi 6.185,21 dari level penutupan sebelumnya.
Seorang wanita berjalan melewati papan elektronik yang menunjukkan grafik pergerakan indeks Nikkei Jepang baru-baru ini./Reuters
Seorang wanita berjalan melewati papan elektronik yang menunjukkan grafik pergerakan indeks Nikkei Jepang baru-baru ini./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (18/10/2019), meskipun mayoritas bursa saham Asia berbalik melemah.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,13 persen atau 7,96 poin ke level 6.188,58 pada akhir perdagangan sesi I, setelah dibuka menguat 0,07 persen atau 4,2 poin di posisi 6.185,21 dari level penutupan sebelumnya.

Adapun pada perdagangan Kamis (17/10), IHSG ditutup di level 6.181,01 dengan penguatan 0,19 persen atau 11,42 poin.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.182,84 – 6.194,23.

Tujuh dari sembilan sektor terpantau bergerak positif, dipimpin oleh sektor aneka industri yang menguat 1,05 persen dan sektor finansial yang naik 0,7 persen. Di sisi lain, sektor barang konsumsi dan pertanian melemah masing-masing 1,66 persen dan 0,76 persen.

Sebanyak 178 saham menguat, 178 saham melemah, dan 302 saham stagnan dari 658 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang masing-masing menguat 1,23 persen dan 0,82 persen menjadi pendorong utama atas penguatan IHSG.

IHSG melemah di saat mayoritas bursa saham lainnya di Asia berbalik melemah setelah data pertumbuhan ekonomi China yang mengecewakan.

Indeks Topix melemah 0,17 persen, indeks Hang Seng melemah 0,09 persen, sedangkan indeks Kospi melemah 0,32 persen. Di sisi lain, indeks Nikkei 225 bertahan menguat 0,22 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 terpantau melemah masing-masing 0,59 persen dan 0,65 persen, sedangkan indeks Hang Seng melemah 0,09 persen.

Dilansir Reuters, Pertumbuhan ekonomi China kuartal III/2019 melambat lebih dari perkiraan menuju laju terlemahnya dalam hampir tiga terakhir. Produk domestik bruto (PDB) naik hanya 6,0 persen year-on-year, menandai hilangnya momentum lebih lanjut untuk ekonomi dari pertumbuhan 6,2 persen pada kuartal kedua.

Mitra dagang dan investor China mengamati dengan seksama kesehatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu ketika perang perdagangan dengan AS memicu kekhawatiran tentang resesi global.

Data China yang suram dalam beberapa bulan terakhir menyoroti permintaan yang lebih lemah di dalam dan luar negeri. Namun, sebagian besar analis mengatakan ruang lingkup untuk stimulus agresif masih terbatas setelah siklus pelonggaran sebelumnya.

Nie Wen, seorang ekonom dari Hwabao Trust, mengatakan pertumbuhan PDB lebih buruk dari yang diperkirakan terutama pada kelemahan dalam industri terkait ekspor dan sektor manufaktur.

"Mengingat ekspor tidak mungkin rebound dan kemungkinan perlambatan di sektor properti, tekanan pada ekonomi China kemungkinan akan berlanjut, dengan pertumbuhan ekonomi kuartal keempat diperkirakan akan turun menjadi 5,9 persen," kata Nie, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper