Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan AS Meningkat, Harga Minyak Dunia Tertekan

Harga minyak melanjutkan pelemahan pada perdagangan Kamis (17/10/2019) seiring dengan peningkatan tajam dalam persediaan minyak AS. Kendati demikian, pelemahan terbatas setelah China mengatakan pihaknya berharap untuk mencapai perjanjian perdagangan bertahap dengan Amerika Serikat sedini mungkin.

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak melanjutkan pelemahan pada perdagangan Kamis (17/10/2019) seiring dengan peningkatan tajam dalam persediaan minyak AS. Kendati demikian, pelemahan terbatas setelah China mengatakan pihaknya berharap untuk mencapai perjanjian perdagangan bertahap dengan Amerika Serikat sedini mungkin.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 17.37 WIB, harga minyak mentah jenis WTI untuk kontrak November 2019 di bursa Nymex bergerak melemah 0,47% menjadi US$53,11 per barel. Sementara itu, harga minyak jenis Brent untuk kontrak Desember 2019 di bursa ICE bergerak melemah 0,32% menjadi US$59,23 per barel.

Analis PT Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan bahwa peningkatan pasokan minyak AS terjadi di tengah proyeksi permintaan minyak di seluruh dunia melemah akibat perlambatan ekonomi global sehingga memberikan tekanan pada harga minyak dunia.

American Petroleum Institute melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 10,5 juta barel pekan lalu dan akan menjadi peningkatan terbesar sejak Februari 2017.

“Harga minyak berpeluang bergerak turun menguji level support US$52,65 per barel dan penurunan lebih lanjut dari level support tersebut berpotensi menekan harga minyak menguji level support selanjutnya di US$52,40 per barel dan US$52,2 per barel,” ujar Yudi seperti dikutip dari publikasi risetnya, Kamis (17/10/2019).

Kendati demikian, ketegangan di perbatasan Suria dah Turki berpotensi mengganggu pasokan minyak global dan berpotensi menopang kenaikan harga minyak menguji level resisten US$53,15 per troy ounce.

Adapun, kenaikan lebih lanjut dari level tersebut berpotensi menopang harga minyak menguji level resisten selanjutnya di US$53,4 per barel dan US$53,6 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper