Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Khawatir AS dan China Kembali Panas, Rupiah Ditutup di Zona Merah

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level 14.172 per dolar AS melemah 0,042% atau 6 poin.
Uang rupiah./JIBI-Abdullah Azzam
Uang rupiah./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah kembali ditutup terdepresiasi pada perdagangan Rabu (16/10/2019) di tengah kekhawatiran pasar terhadap meningkatnya ketegangan hubungan AS dan China setelah DPR AS menyetujui UU HAM dan demokrasi Hong Kong.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level 14.172 per dolar AS melemah 0,042% atau 6 poin. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak stabil di level 98,246.

Analis PT Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan bahwa China menentang keputusan AS yang menerbitkan UU tersebut dan mendesak anggota parlemen AS untuk berhenti ikut campur.

Sebagai informasi, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS meloloskan RUU bernama Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong (Hong Kong Human Rights and Democracy Act).

RUU tersebut bertujuan agar pemerintah AS dapat menilai apakah perkembangan politik di Hong Kong membenarkan Washington mengubah perlakuannya terhadap wilayah itu sebagai entitas perdagangan yang terpisah dari China daratan.

RUU itu memberikan sanksi terhadap para pejabat pemerintah yang dinilai bertanggung jawab dalam melemahkan kebebasan fundamental dan otonomi di Hong Kong.

Selain itu, DPR AS juga meloloskan sebuah resolusi yang menegaskan kembali hubungan antara AS dan Hong Kong, mengecam campur tangan China di kawasan itu, dan menyuarakan dukungan bagi para pengunjuk rasa.

Akibatnya, pasar khawatir hal tersebut akan memantik friksi perdagangan baru antara AS dan China yang baru saja menyepakati penyelesaian sengketa perdagangan fase pertama pada pekan lalu.

“Sentimen ini telah membatasi pergerakan aset berisiko, termasuk rupiah karena investor cenderung kembali menjauhi aset berisiko,” ujar Yudi saat dihubungi Bisnis, Rabu (16/10/2019).

Di sisi lain, pasar juga cenderung wait and see menanti pelantikan Presiden Indonesia untuk periode 2019-2024 terpilih, Joko Widodo, pada 20 Oktober 2019.

Dia mengatakan bahwa pasar menanti susunan kabinet Jokowi, apakah optimistis terhadap susunan tersebut sehingga menjadi penguat bagi rupiah untuk bertahan melawan dolar AS.

Yudi memperkirakan rupiah masih akan bergerak melemah akibat sentimen eksternal yang menekan pergerakan pada perdagangan Kamis (17/10/2019), yaitu di kisaran Rp14.120 per dolar AS hingga Rp14.230 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper