Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Tunggu Rilis Laporan Keuangan, Bursa Global Naik

Bursa Eropa kompak menguat bersama indeks futures Amerika Serikat (AS) pada perdagangan siang ini, Selasa (15/10/2019), saat investor menantikan rilis laporan kinerja keuangan perusahaan untuk kuartal III/2019
Grafik indeks harga saham Jerman DAX digambarkan di bursa saham di Frankfurt, Jerman, 18 September 2019./Reuters
Grafik indeks harga saham Jerman DAX digambarkan di bursa saham di Frankfurt, Jerman, 18 September 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa kompak menguat bersama indeks futures Amerika Serikat (AS) pada perdagangan siang ini, Selasa (15/10/2019), saat investor menantikan rilis laporan kinerja keuangan perusahaan untuk kuartal III/2019 dan perkembangan lebih lanjut soal perang dagang Amerika Serikat-China.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 menguat 0,7 persen dan indeks futures S&P 500 naik 0,5 persen pada pukul 08.17 pagi waktu London (pukul 14.17 WIB).

Pada saat yang sama, indeks CAC 40 Prancis menanjak 0,8 persen, indeks Borsa Istanbul 100 Turki naik tajam 1,5 persen, dan indeks MSCI Emerging Market bergerak fluktuatif.

Dilansir dari Bloomberg, seluruh 19 sektor pada indeks Stoxx Europe 600 naik, didorong oleh saham ritel dan perusahaan travel.

Meski pergerakan bursa saham Asia beragam, indeks saham Jepang mampu melonjak pascalibur nasional karena investor merespons bereaksi terhadap progres hubungan perdagangan antara AS dan China pada Jumat (11/10).

Kepada CNBC, Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan pihaknya membuat kemajuan substansial dalam negosiasi pekan lalu. Mnuchin berharap Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan menuntaskan perjanjian itu dalam sebuah konferensi di Chili bulan depan.

Sementara itu, musim rilis laporan kinerja keuangan perusahaan di AS akan dimulai pada Selasa (14/10). Di antara perusahaan ternama yang akan melaporkan kinerjanya adalah JPMorgan dan Goldman Sachs.

Para pelaku pasar dipastikan akan mencermati laporan tersebut mengingat latar belakang perlambatan pertumbuhan global, penurunan suku bunga, dan sejumlah risiko makro akibat proses penyelidikan pemakzulan terhadap Trump, perang dagang, Brexit, dan serbuan Turki ke Suriah.

"Kami akan menyarankan klien-klien kami untuk mengambil keuntungan dari penguatan ini,” ujar Tuan Huynh, kepala investasi Asia-Pasifik di Deutsche Bank Wealth Management.

“Di masa lalu, Trump telah mengumumkan semacam perjanjian tetapi pada akhirnya ternyata sedikit terlalu dini, jadi kehati-hatian diperlukan di bidang perdagangan,” tambahnya.

Di pasar mata uang, Bloomberg Dollar Spot Index turun 0,1 persen, nilai tukar pound sterling Inggris menanjak 0,3 persen ke level US$1,2646, nilai tukar lira Turki menguat 0,7 persen ke posisi 5,8879, sedangkan nilai tukar euro terhadap dolar AS turun 0,1 persen ke level US$1,1019.

Nilai tukar pound sterling menguat setelah pimpinan negosiator Uni Eropa bersikeras bahwa kesepakatan Brexit akan mungkin dilakukan minggu ini, meskipun tampak semakin sulit.

Sementara itu, nilai tukar lira dan indeks saham acuan di Turki menguat setelah Trump memberlakukan hukuman yang lebih ringan atas kampanye militernya di Suriah ketimbang yang dituntut oleh anggota parlemen AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper