Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Ancam Batasi Impor Minyak Sawit dari Malaysia. Indonesia Diuntungkan?

Hal tersebut sebagai reaksi terhadap pemimpin negara Asia Tenggara itu yang mengkritik secara keras New Delhi atas tindakannya di Kashmir.
Minyak sawit/Istimewa
Minyak sawit/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – India dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk membatasi impor beberapa produk dari Malaysia termasuk minyak kelapa sawit. Hal tersebut sebagai reaksi terhadap pemimpin negara Asia Tenggara itu yang mengkritik secara keras New Delhi atas tindakannya di Kashmir.

“New Delhi tengah mencari cara untuk membatasi impor minyak kelapa sawit serta dapat membatasi barang-barang lain dari negara itu,” kata sumber seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/10/2019).

Sumber tersebut berpartisipasi dalam diskusi yang dipimpin oleh Kementerian Perdagangan dan Industri mengenai pembatasan yang direncanakan. Namun, sumber meminta untuk tidak disebutkan namanya karena proposal masih dalam diskusi.

Pemerintah India marah setelah pada bulan lalu di PBB Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menuduh bahwa India telah menyerbu dan menduduki Jammu dan Kashmir, serta meminta New Delhi untuk bekerja dengan Pakistan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Pemerintah ingin mengirim sinyal kuat ketidaksenangannya kepada pihak berwenang Malaysia,” kata sumber itu.

Menurut sumber tersebut, India, importir minyak nabati terbesar di dunia, berencana untuk mengganti minyak sawit Malaysia dengan pasokan minyak nabati dari negara-negara seperti Indonesia, Argentina, dan Ukraina.

Minyak kelapa sawit menyumbang hampir dua pertiga dari total impor minyak nabati India. Negara di Asia Selatan tersebut membeli lebih dari 9 juta ton minyak kelapa sawit setiap tahun, terutama dari Indonesia dan Malaysia.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Dewan Minyak Sawit Malaysia, dalam sembilan bulan pertama 2019, India adalah pembeli minyak kelapa sawit terbesar di Malaysia, mengambil 3,9 juta ton,

Seorang juru bicara Kementerian Perdagangan India mengatakan kementerian itu tidak dapat mengomentari hal-hal yang sedang dipertimbangkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper