Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Berhasil Berbalik Menguat, Terbaik Ketiga di Asia

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berhasil ditutup menguat 0,163% atau 23 poin menjadi Rp14.150 per dolar AS.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah ditutup berbalik menguat pada perdagangan Kamis (10/10/2019) dipicu rilisnya notulen pertemuan kebijakan Federal Reserve periode bulan lalu yang memutuskan untuk kembali memangkas suku bunga acuan.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berhasil ditutup menguat 0,163% atau 23 poin menjadi Rp14.150 per dolar AS, menjadi penguatan terbaik ketiga di antara mata uang Asia lainnya.

Analis PT Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan bahwa rilis notulen pertemuan The Fed yang memutuskan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin telah menjadi penopang untuk rupiah berbalik menguat.

“Sentimen tersebut membuat dolar AS bergerak melemah sehingga rupiah menguat bersama dengan aset berisiko lainnya,” ujar Yudi kepada Bisnis, Kamis (10/10/2019).

Adapun, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor bergerak melemah cukup dalam sebesar 0,42% menjadi 98,702.

Selain itu, pasar juga tertuju pada negosiasi perdagangan tatap muka pertama antara AS dan China sejak Juli lalu, yang akan dimulai pada Kamis (10/10/2019) waktu AS. Pasar merespon Pemerintah China yang memberikan komentar positif, yaitu terbuka untuk berdiskusi mencapai kesepakatan dagang.

Komentar tersebut meningkatkan optimisme pasar terhadap damai dagang sehingga berhasil membawa mayoritas aset berisiko bergerak di zona hijau setelah sebelumnya bergerak dalam tekanan.

Yudi memprediksi rupiah masih akan bergerak terapresiasi pada perdagangan Jumat (11/10/2019) di kisaran Rp14.110 per dolar AS hingga Rp14.175 per dolar AS.

Sementara itu, Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa perdana Menteri Boris Johnson yang telah mengisyaratkan akan meminta perpanjangan batas waktu Brexit dari 31 Oktober juga menjadi sentimen rupiah.

Selain itu, dari dalam negeri, dia mengatakan bahwa pemerintah dan Bank Indonesia yang merasa optimistis dana repatriasi sebesar Rp147 triliun tidak akan lari keluar negeri menjadi penopang rupiah.

Dengan keyakinan pemerintah tersebut dinilai juga berhasil membawa arus modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri sehingga mata uang garuda berada di zona positif.

Dia memprediksi rupiah dalam perdagangan akhir pekan kemungkinan masih akan menguat karena faktor eksternal yang masih mendukung pasar di kisaran Rp14.110 per dolar AS hingga Rp14.176 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper