Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perundingan Dagang AS-China Macet, Dolar Turun

Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) terpantau melemah pada perdagangan pagi ini, Kamis (10/10/2019), menjelang berlangsung perundingan perdagangan tingkat tinggi antara tim negosiasi AS dan China.
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) terpantau melemah pada perdagangan pagi ini, Kamis (10/10/2019), menjelang berlangsung perundingan perdagangan tingkat tinggi antara tim negosiasi AS dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, terkoreksi 0,097 poin atau 0,10 persen ke level 99,021 pada pukul 08.32 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (9/10), indeks dolar AS ditutup di posisi 99,118 dengan penurunan 0,015 poin atau 0,02 persen. Indeks mulai melanjutkan pelemahannya ketika dibuka di posisi 98,976 Kamis pagi ini (10/10).

Dilansir dari Reuters, dolar AS melemah setelah perundingan perdagangan tingkat deputi antara pejabat pemerintah AS dan China di Washington dikabarkan gagal mencapai kemajuan. Kabar ini serta merta meresahkan investor.

Mengutip informasi sumber terkait, South China Morning Post (SCMP) melaporkan bahwa kedua belah pihak tidak membuat progres atas sejumlah isu utama.

Selain itu, pemimpin tim perunding China, Wakil Perdana Menteri Liu He, dikabarkan berencana meninggalkan Washington sehari lebih awal dari rencana pertemuan dengan tim negosiasi AS.

Menyusul pemberitaan tersebut, mata uang safe haven, yang kerap diburu pedagang di tengah ketidakpastian geopolitik, seperti yen Jepang dan franc Swiss menguat.

Meski demikian, penguatan mata uang tersebut tak lama mereda setelah CNBC mengabarkan bahwa Gedung Putih tidak mengetahui adanya rencana delegasi China untuk pulang lebih awal.

“Pergerakan (mata uang) memberikan preview dari apa yang diperkirakan jika perundingan mencapai sedikit perkembangan atau bahkan tidak sama sekali,” ujar Joe Capurso, pakar strategi mata uang senior di Commonwealth Bank of Australia, Sydney.

“Kita tidak melihat rute yang mudah menuju kesepakatan sehingga dapat dilihat hal ini akan berlangsung cukup lama," tambahnya.

Selama beberapa pekan terakhir, pasar telah terombang-ambing karena kemungkinan terobosan dari perundingan tersebut telah meningkat dan berkurang. Sementara itu, tanda-tanda risiko perselisihan perdagangan AS-China terhadap ekonomi global bertambah.

Optimisme bahwa semacam kesepakatan parsial antara kedua belah pihak dapat dicapai sempat menopang kinerja aset berisiko semalam sebelum laporan SCMP membebaninya.

“Pasar tampaknya masih berjalan dengan secercah optimisme. Tapi ketika semuanya berjalan, optimisme itu menjadi sedikit naif. Kita kembali mengatakan tidak adanya peluang kesepakatan perdagangan,” ujar Ray Attrill, kepala strategi valas di National Australia Bank.

Tensi antara kedua negara memanas saat berlangsungnya diskusi tingkat deputi setelah AS memberlakukan pembatasan visa pada pejabat pemerintah China dan memasukkan sejumlah perusahaan teknologi China ke dalam daftar hitam karena tuduhan pelanggaran hak asasi minoritas Muslim di China.

Terkejut dan kecewa dengan daftar hitam itu, China mengurangi harapannya untuk mencapai kemajuan dari perundingan itu, menurut pejabat pemerintah China kepada Reuters.

Sejauh ini, Wakil Perdana Menteri China Liu He, Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer, dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin masih direncanakan akan bertatap muka pada Kamis (10/10) waktu Washington.

Liu, yang dijadwalkan bertemu dengan Lighthizer dan Mnuchin, sebelumnya dikabarkan oleh SCMP tidak lagi berencana untuk tinggal di ibu kota AS untuk mengadakan pertemuan.

Posisi indeks dolar AS
TanggalPosisi

10/10/2019

(Pk. 08.32 WIB)

99,021

(-0,10 persen)

9/10/2019

 

99,118

(-0,02 persen)

8/10/2019

 

99,133

(+0,17 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper