Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, 10 Oktober 2019

Nilai Tukar rupiah diprediksi masih berada dalam zona pelemahan di sesi dagang hari ini.
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Kamis (10/10/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau dibuka di level Rp14.179 per dolar AS dengan pelemahan tipis 6 poin atau 0,04 persen dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (9/10/2019), pergerakan nilai tukar rupiah berakhir di level Rp14.173 per dolar AS dengan depresiasi 11 poin atau 0,08 persen, meskipun indeks dolar AS melemah.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, ditutup terkoreksi 0,02 persen atau 0,015 poin di level 99,118 pada perdagangan Rabu (9/10).

Pergerakan indeks dolar kemudian terpantau lanjut melemah 0,06 persen atau 0,062 poin ke level 99,056 pagi ini, Kamis (10/10) pukul 08.00 WIB, setelah dibuka di posisi 98,976.

Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya terhadap dolar AS hari ini? Simak di Bisnis.com secara live.

16:11 WIB
Pukul 15.32 WIB: Rupiah Ditutup Menguat 23 Poin

Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 23 poin atau 0,16 persen ke level Rp14.150 per dolar AS setelah bergerak pada kisaran Rp14.142-Rp14.180 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,322 poin atau 0,32 persen ke level 98,796 pada pukul 15.52 WIB.

15:40 WIB
Pukul 15.28 WIB: Rupiah Menguat 23 Poin

Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 23 poin atau 0,16 persen ke level Rp14.150 per dolar AS menjelang akhir perdagangan hari ini.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,344 poin atau 0,35 persen ke level 98,774 pada pukul 15.21 WIB.

13:37 WIB
Pukul 13.09 WIB: Kurs Rupiah Menguat 25 Poin

Nilai tukar rupiah menguat 25 poin atau 0,18 persen ke level Rp14.148 per dolar AS, saat indeks dolar AS turun 0,09 persen atau 0,091 poin ke posisi 99,027.

12:07 WIB
Pukul 11.41 WIB: Kurs Rupiah Menguat 24 Poin

Nilai tukar rupiah menguat 24 poin atau 0,17 persen ke level Rp14.149 per dolar AS, saat indeks dolar AS turun 0,107 poin atau 0,11 persen ke posisi 99,011.

11:36 WIB
Pukul 11.29 WIB: Kurs Rupiah Menguat 24 Poin

Nilai tukar rupiah menguat 24 poin atau 0,17 persen ke level Rp14.149 per dolar AS, saat indeks dolar AS melemah 0,124 poin atau 0,13 persen ke posisi 98,994.

10:08 WIB
Pukul 09.56 WIB: Kurs Rupiah Menguat 26 Poin

Nilai tukar rupiah menguat 26 poin atau 0,18 persen ke level Rp14.147 per dolar AS, saat indeks dolar AS turun 0,13 persen atau 0,132 poin ke posisi 98,986.

09:02 WIB
Pukul 08.57 WIB: Kurs Rupiah Berbalik Menguat

Nilai tukar rupiah bangkit dari pelemahannya dan terpantau menguat 24 poin atau 0,17 persen ke level Rp14.149 per dolar AS pada perdagangan pagi ini.

Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,095 poin atau 0,10 persen ke posisi 99,023.

08:17 WIB
Kurs Rupiah Dibuka Melemah Tipis 6 Poin

Nilai Tukar rupiah diprediksi masih berada dalam zona pelemahan di sesi dagang hari ini.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan rupiah kemungkinan bergerak melemah terbatas pada perdagangan Rabu (9/10/2019) karena tarik-menarik data eksternal dan internal di kisaran Rp14.117 per dolar AS hingga Rp14.182 per dolar AS.

Ibrahim mengatakan harapan damai dagang antara As dan China kembali menjadi topik utama sentimen perdagangan hari ini. Laporan terbaru menunjukkan bahwa China menjadi lebih ragu untuk menyepakati kesepakatan perdagangan yang luas dengan AS.

“Ketegangan perdagangan antara kedua belah pihak meningkat hanya beberapa hari sebelum pembicaraan dimulai ketika delapan perusahaan teknologi China dilaporkan dimasukkan dalam daftar hitam AS dengan tuduhan terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Muslim di provinsi Xinjiang,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (8/10/2019).

Laporan sebelumnya mengatakan bahwa Pemerintah AS sedang mempertimbangkan cara untuk membatasi aliran portofolio investor Amerika ke China, termasuk perusahaan China yang berpotensi delisting dari bursa saham AS

Selain itu, pelaku pasar juga menanti rilis notulen rapat The Fed untuk periode September pada Rabu (9/10/2019) untuk mencari petunjuk lebih jelas terkait prospek kebijakan moneter Bank Sentral AS tersebut.

Sementara itu, masalah Presiden AS Donald Trump di Washington yang telah diperintahkan oleh pengadilan New York untuk menyerahkan pengembalian pajak pribadi dan perusahaan selama delapan tahun di tengah isu impeachment menjadi sentimen penggerak rupiah.

Dari sisi sentimen internal, Bank Indonesia kembali melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi melalui perdagangan DNDF untuk menahan pelemahan rupiah di tengah turunnya cadangan devisa Indonesia per September menjadi US$124,32 miliar.

Ibrahim mengatakan bahwa penurunan cadev tersebut cukup dalam, yaitu sebesar US$2,12 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan menjadi penurunan pertama dalam 3 bulan terakhir sehingga menjadi sentimen negatif bagi pergerakan rupiah.

Dalam perdagangan kemarin, Rabu (09/10), Rupiah berhasil berbalik menguat, walapun terbatas, pada perdagangan Selasa (8/10/2019) di tengah ketidakpastian menjelang perundingan perdagangan antara AS dan China, serta cadangan devisa September yang menurun.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp14.162 per dolar AS, hanya bergerak menguat 0,007% atau 1 poin terhadap greenback. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor bergerak melemah 0,08% menjadi 98,883.


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper