Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi Diproyeksi Merosot, Simak Sentimennya

Transaksi di pasar obligasi memang terlihat menurun, tapi lebih kepada strategi berinvestasi buy and hold untuk sementara ini
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA--Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan pasar obligasi yang merosot pada hari ini. Berikut dua sentimen yang menpengaruhi.

Dikutip dari hasil risetnya, Kamis (10/10/2019), Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pasar obligasi baru melewati titik support tetapi secara tren mengalami penurunan dan tren itu berpeluang berlanjut pada hari ini.

Menurutnya, volume transaksi di pasar mengalami penurunan meskipun investor memiliki kecenderungan untuk melakukan buy dan hold saat ini.

Adapun, sentimen utama yang berpengaruh terhadap pasar hari ini, yaitu kelanjutan negosiasi perang dagang China-Amerika Serikat. Dia menilai jelang pertemuan kedua negara, tensi perang dagang justru memanas.

Namun, masih ada peluang kesepakatan kecil terjadi. Pasalnya, dia memperkirakan sikap China lebih mudah melunak ketimbang AS.

Bila AS tak mengenakan tarif terhadap produk China di bulan ini dan Desember, ada peluang bagi China membeli tambahan produk pertanian AS. Sikap AS terhadap China masih sulit ditebak padahal jika AS mau melunak, ekonomi AS bisa tertolong begitu pula citra Presiden Donald Trump yang akan mengikuti pemilihan umum tahun depan.

"Transaksi di pasar obligasi memang terlihat menurun, tapi lebih kepada strategi berinvestasi buy and hold untuk sementara ini," ujarnya.

Sentimen lain yang mempengaruhi pasar hari ini yaitu risalah rapat The Fed yang memuat tentang perbedaan sikap terkait pelonggaran moneter.

Risalah itu menunjukkan bahwa terdapat lima pihak yang tak menginginkan pemangkasan suku bunga acuan pada tahun ini, lima pihak lain melihat adanya pemotongan tingkat suku bunga pada tahun depan dan tujuh pihak terakhir menginginkan pemotongan tambahan pada tahun ini.

The Fed menyebut bahwa pemangkasan suku bunga acuan sebelumnya ditujukan agar mendorong inflasi melewati target yakni 2%, menekan dampak perlambatan ekonomi global dan perang dagang.

Namun, The Fed menilai bahwa kebijakan berikutnya akan difokuskan pada perang dagang. Bank Sentral AS pun akan membeli kembali Tresuri AS untuk menjaga neraca dan perdagangan.

Oleh karena itu, Maximilianus menyarankan agar investor melakukan wait and see hari ini.

"Kami merekomendasikan wait and see hari ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper