Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Melemah 21 Poin, Analis: Rupiah Masih Rentan

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (7/10/2019) di level Rp14.156 per dolar AS, melemah 21 poin atau 0,14 persen dari posisi Rp14.135 pada Jumat (4/10/2019).

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (7/10/2019) di level Rp14.156 per dolar AS, melemah 21 poin atau 0,14 persen dari posisi Rp14.135 pada Jumat (4/10/2019).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.227 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.085 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142.

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 21 poin atau 0,15 persen ke level Rp14.159 per dolar AS pada pukul 10.59 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (4/10), rupiah berakhir di level 14.138 per dolar AS dengan apresiasi 0,24 persen atau 34 poin, penguatan hari ketiga.

Mata uang Garuda mulai tergelincir dari penguatannya pagi ini, Senin (7/10), dengan dibuka terdepresiasi tipis 1 poin atau 0,01 persen di level 14.139. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.139-Rp14.155 per dolar AS.

Bersama rupiah, mata uang lainnya di Asia mayoritas melemah, dipimpin yuan Offshore China yang terdepresiasi 0,3 persen terhadap dolar AS pukul 11.10 WIB (lihat tabel).

Pergerakan kurs mata uang di Asia terhadap dolar AS

Mata uang

Kurs

Pergerakan (persen)

Yuan Offshore China

7,1337

-0,3

Rupee India

71,0688

-0,25

Dolar Singapura

1,3813

-0,19

Ringgit Malaysia

4,1927

-0,18

Rupiah

14.159

-0,15

Peso Filipina

51,850

-0,11

Baht Thailand

30,568

-0,06

Dolar Hong Kong

7,8439

-0,06

Won Korea Selatan

1.196,99

-0,04

Yen Jepang

106,83

+0,1

Dolar Taiwan

30,905

+0,01

Dilansir dari Bloomberg, rupiah tergelincir dari penguatannya bersama dengan mayoritas mata uang di Asia, di tengah meredanya ekspektasi kesepakatan perdagangan dari perundingan perdagangan AS-China yang akan digelar pekan ini.

Bloomberg melaporkan bahwa pejabat pemerintah China mensinyalkan keengganan untuk menyetujui kesepakatan perdagangan yang dilakukan oleh Presiden AS Donald Trump.

Adapun perundingan perdagangan tingkat tinggi antara AS dan China dijadwalkan akan digelar pada 10-11 Oktober mendatang. Wakil Perdana Menteri China Liu He direncanakan akan bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin di Washington.

Sementara itu, pekan lalu, serangkaian rilis data ekonomi AS yang mengecewakan memunculkan keraguan mengenai anggapan banyak orang bahwa ekonomi AS akan lebih tangguh ketimbang dampak yang dialami negara-negara lain akibat perang dagang AS-China.

Namun, kekhawatiran ini sedikit mereda setelah data nonfarm payroll (NFP) AS untuk bulan September yang dirilis Jumat (4/10) tampak cukup kuat dan tingkat pengangguran turun mendekati level terendah 50 tahun.

“Data nonfarm payroll AS yang tangguh telah memperlambat ekspektasi suku bunga Fed, sehingga bisa mendorong rebound kecil dolar AS terhadap rupiah,” ujar Chang Wei Liang, pakar strategi di DBS Bank, Singapura, dikutip dari Bloomberg.

“Nilai tukar rupiah masih rentan terhadap arus keluar dan dapat berkonsolidasi sekitar level 14.000-14.300 karena pasar menunggu kejelasan dari perundingan perdagangan AS-China,” jelasnya.

Seiring dengan pergerakan mata uang Asia, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau naik tipis 0,027 poin atau 0,03 persen ke level 98,835 pada pukul 11.00 WIB.

Pergerakan indeks dolar sebelumnya dibuka di level 98,820, setelah ditutup melemah 0,06 persen atau 0,056 poin di posisi 98,808 pada Jumat (4/10), pelemahan hari keempat berturut-turut.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)
TanggalKurs

7 Oktober

14.156

4 Oktober

14.135

3 Oktober

14.193

2 Oktober

14.207

1 Oktober

14.196

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper