Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelemahan IHSG Makin Dalam di Akhir Sesi I, BBRI & BMRI Jadi Penekan Utama

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,70 persen atau 42,43 poin ke level 6.012,99 pada akhir sesi I, setelah dibuka melemah 0,37 persen atau 22,39 poin ke level 6.033,03 dari level penutupan sebelumnya.
Pengguna jalan melintas di depan monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Jakarta, Jumat (20/7/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat
Pengguna jalan melintas di depan monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Jakarta, Jumat (20/7/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (3/10/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,70 persen atau 42,43 poin ke level 6.012,99 pada akhir sesi I, setelah dibuka melemah 0,37 persen atau 22,39 poin ke level 6.033,03 dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (2/10), IHSG ditutup melemah 1,35 poin atau 82,82 poin ke level 6.055,42. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 5.997,69-6.050,6.

Delapan dari sembilan sektor terpantau bergerak melemah, dipimpin oleh sektor finansial yang melemah 1,28 persen, disusul sektor pertanian yang melemah 1,18 persen. Di sisi lain, hanya sektor tambang yang positif dengan penguatan 0,45 persen.

Sebanyak 101 saham menguat, 285 saham melemah, dan 269 saham stagnan dari 656 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 2,54 persen dan 2,68 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.

Sejalan dengan IHSG, Jakarta Islamic Index melemah 0,6 persen atau 4,05 poin ke level 668,39 pada akhir sesi I, sedangkan indeks Bisnis-27 melemah 0,97 persen atau 5,04 poin ke level 517,37.

Laju IHSG mengikuti pergerakan saham lain di Asia yang juga melemah, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing merosot 1,93 persen dan 2,08 persen, sedangkan indeks Hang Seng melemah 0,54 persen

Dilansir Reuters, bursa Asia tergelincir setelah AS membuka pintu perselisihan perdagangan dengan Eropa setelah berencana memberlakukan tariff impor. Pada hari Rabu, pemerintah AS mengumumkan akan mengenakan tarif pada barang impor dari Uni Eropa yang nilainya mencapai US$7,5 miliar.

Washington akan memberlakukan tarif 10% pada pesawat Airbus dan 25% pada anggur asal Prancis, wiski, dan keju Irlandia sebagai hukuman untuk subsidi pesawat terbang UE.

Tarif yang diumumkan pada hari Rabu tersebut disetujui oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tetapi masih dapat diperdebatkan

Peluang bahwa Eropa akan merespons dalam bentuk tarif kemungkinan akan memicu kekhawatiran bahwa pertumbuhan global akan mengalami stagnasi yang berkepanjangan.

"Tarif bisa menjadi sumber ketegangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa," kata Masayuki Kichikawa, kepala analis makro di Sumitomo Mitsui Asset Management, seperti dikutip Reuters.

"Ekonomi AS akhirnya mulai melambat, karena gesekan perdagangan dan masalah di sektor manufaktur. Orang-orang di pasar ingin melihat apakah ini berdampak pada pertumbuhan pekerjaan yang lebih lemah," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper