Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WTO Setujui Tarif Impor AS, Saham Eropa Bertumbangan

Bursa Eropa menukik hampir 3 persen sekaligus mengalami hari terburuknya sejak Desember 2018, setelah ancaman perang dagang trans-atlantik dan data ekonomi yang suram menambah kekhawatiran tentang goyahnya ekonomi global.
Grafik indeks harga saham Jerman DAX digambarkan di bursa saham di Frankfurt, Jerman, 18 September 2019./Reuters
Grafik indeks harga saham Jerman DAX digambarkan di bursa saham di Frankfurt, Jerman, 18 September 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa menukik hampir 3 persen sekaligus mengalami hari terburuknya sejak Desember 2018, setelah ancaman perang dagang trans-atlantik dan data ekonomi yang suram menambah kekhawatiran tentang goyahnya ekonomi global.

Berdasarkan data Reuters, indeks Stoxx Europe 600 melepaskan hampir seluruh kenaikan yang mampu dibukukan pada September dengan berakhir turun tajam pada perdagangan Rabu (2/10/2019).

Pada Rabu (2/10), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyetujui langkah-langkah pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mengenakan tarif impor terhadap barang-barang senilai US$7,5 miliar asal Eropa.

Persetujuan ini diberikan terkait dengan subsidi ilegal Uni Eropa kepada Airbus. Saham Airbus pun drop 2 persen.

Bursa saham di London bahkan membukukan penurunan paling dramatis, dengan indeks FTSE 100 mengalami sesi terburuknya dalam 3,5 tahun setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meluncurkan proposal Brexit final yang meredupkan peluang Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa dengan kesepakatan.

Hal tersebut menambah tekanan pada pasar ekuitas global akibat berlarutnya konflik perdagangan antara pemerintah AS dan China, yang telah berkontribusi atas kontraksi tajam dalam indikator sektor manufaktur di kedua sisi Atlantik.

"Kita belum melihat dampak terburuk dari perang dagang dan tentu saja itu berdampak besar pada (manufaktur di) Eropa karena lebih bergantung pada ekspor daripada AS,” ujar Andrea Cicione, kepala strategi di TS Lombard.

Seluruh pasar utama di Eropa anjlok lebih dari 2 persen, dengan bursa saham Italia kehilangan 2,9 persen dalam sesi terburuknya sejak Desember dan bursa saham Prancis terjerembab 3 persen.

Adapun bursa saham Frankfurt turun tajam 2,8 persen ke level terendah dalam sebulan dan kini telah membukukan penurunan lebih dari 4 persen hanya dalam dua hari.

Data Refinitiv terbaru menunjukkan perusahaan-perusahaan Eropa dapat mengalami periode laba kuartalan terburuknya dalam tiga tahun karena penurunan pendapatan untuk pertama kalinya sejak awal 2018.

"Ini akan menjadi musim yang sulit dan yang paling penting adalah bagaimana perusahaan-perusahaan melihat kuartal IV dan prospek awal untuk tahun 2020,” tutur Neil Campling, analis di Mirabaud Securities.

Perhatian investor kini akan tertuju pada rilis data sektor jasa dari zona euro pada Kamis (3/10/2019).

Di antara saham yang berkinerja terburuk adalah kelompok limbah dan air asal Perancis, Suez, yang tersungkur 7 persen setelah CEO barunya meluncurkan rencana empat tahun untuk meningkatkan pendapatan tetapi gagal memberikan kejelasan tentang dividen dan rencana penjualan aset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper