Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Kupon ORI016 Melorot Dibandingkan dengan Instrumen Sebelumnya

ORI016 yang menawarkan kupon 6,8% kemudian pihaknya menetapkan target pemesanan sebesar Rp9 triliun.
Luky Alfirman, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan ./Bisnis-Ema Sukarelawanto
Luky Alfirman, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan ./Bisnis-Ema Sukarelawanto

Bisnis.com, JAKARTA--Kupon instrumen obligasi negara ritel (ORI) seri ORI016 disebut terus melorot bila dibandingkan dengan kupon yang ditawarkan pada delapan instrumen sebelumnya.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan penetapan kupon pada ORI kali ini mempertimbangkan suku bunga acuan yang telah mengalami penurunan sebanyak 3 kali dengan bobot total 75 basis poin sehingga suku bunga acuan berada di level 5,25%.

Turunnya beban bunga tersebut mau tak mau tercermin pada instrumen yang ditawarkan kali ini. Seperti diketahui, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan secara bertahap dari semula 6% menjadi 5,75% dan terus turun hingga menyentuh 5,25%.

Dibandingkan dengan 7 days reverse repo rate di level 5,25%, kupon ORI016 memiliki spread 155 basis poin.

Tak heran bila kupon yang ditawarkan pada ORI016 sebesar 6,8% yang artinya lebih rendah bila dibandingkan dengan instrumen yang terbit sebelumnya yakni SBR08 yang menawarkan kupon 7,2%.

“BI Rate udah turun sebesar 75 basis poin, tiga kali berturut-turut. Cost of fund menurun jadi [kupon ORI016] menyesuaikan [penurunan suku bunga acuan] juga,” ujarnya usai menghadiri acara peluncuran ORI016 di Jakarta, Rabu (2/10/2019).

Lebih lanjut, angka 6,8% pun diperoleh dari hasil diskusi dengan para mitra distribusi. Dari kupon 6,8% tersebut, kemudian pihaknya menetapkan target pemesanan sebesar Rp9 triliun. Padahal, ORI016 menjadi instrumen yang pemesanannya diproyeksi bakal tinggi karena fiturnya yang bisa diperjualbelikan di pasar sekunder.

Pada penawaran ORI015 berkupon 8,25% di tahun lalu, Pemerintah menggalang dana sebesar Rp23,39 triliun. Adapun, pada instrumen yang bisa diperjualbelikan lainnya yakni sukuk ritel (SR) seri SR011 berkupon 8,05% yang ditawarkan tahun ini, pemesanannya mencapai Rp21 triliun.

“Kami melakukan survei juga dengan mitra distribusi makanya come up dengan 6,8%,” katanya.

Dengan penawaran surat berharga negara (SBN) ritel yang hampir menyentuh pengujung tahun, Luky menyebut target untuk realisasi penerbitan SBN ritel di kisaran Rp60 triliun dari penawaran 10 instrumen. Adapun, hingga penawaran ke-8, pihaknya telah menerbitkan SBN ritel senilai Rp40,2 triliun.

“Sampai saat ini Rp40,2 triliun dari yang sukuk, SBR, sukuk tabungan, sukuk ritel. Target kami masih di kisaran Rp60 triliun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper