Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Instruksikan Pangkas Produksi, Saham Emiten Unggas Memerah

Berdasarkan data Bloomberg, tiga dari empat saham emiten unggas berakhir di zona merah pada perdagangan Selasa (1/10/2019).
Peternakan unggas/disnak.jabarprov.go.id
Peternakan unggas/disnak.jabarprov.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten unggas kompak memerah sejalan dengan instruksi Kementerian Pertanian untuk memangkas produksi ayam broiler sebesar 1,79% pada periode 30 September-6 Oktober 2019.

Berdasarkan data Bloomberg, tiga dari empat saham emiten unggas berakhir di zona merah pada perdagangan Selasa (1/10/2019).

Saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) melorot 2,34% ke level Rp5.225 per saham. Sepanjang tahun berjalan 2019, CPIN terkoreksi 27,68%.

Senada, saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) turun 2,53% ke level Rp1.540 per saham pada hari ini. JPFA telah turun 28,37% year-to-date.

Selain CPIN dan JPFA, saham PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) juga turun tipis 0,55% ke level Rp910 per saham pada akhir perdagangan awal Oktober 2019. MAIN paling tertekan di antara saham emiten unggas lain dengan koreksi 34,77% ytd.

Sementara itu, saham PT Sierad Produce Tbk. (SIPD) stagnan di level Rp1.095 per saham dan mengemas return positif 6,83% sepanjang tahun berjalan 2019.

Empat emiten perunggasan itu diharuskan memangkas produksi ayam broilernya sebesar 1,79% antara 30 September--6 Oktober sesuai dengan instruksi Kementerian Pertanian.

Berdasarkan surat edaran Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan No: 10301/SE/PK.230/F/09/2019, masing-masing produsen ayam broiler harus memangkas produksi broiler untuk mengatur keseimbangan antara pasokan dan permintaan.

Para produsen diwajibkan menarik telur tetas atau fertile umur 19 hari dari mesin tetas atau istilahnya cutting hatcher egg. Dalam surat tersebut metode pemangkasan berdasarkan dengan jumlah produksi broiler pada Juli 2019.

Misalnya, saja anak usaha PT Charoen Pokhand Indonesia Tbk. (CPIN), yakni PT Charoen Pokhand Jaya Farm yang bergerak di bidang perunggasan harus memangkas produksi sebesar 1,62 juta butir telur. Jumlah tersebut setara dengan 1,79% dari total produksi perseroan sebesar 90,21 juta ekor pada Juli.

Sementara itu, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. dipastikan memangkas produksi 1,27 juta butir dalam sepekan kedepan. Adapun total produksi broiler emiten berkode saham JPFA itu pada Juli sebesar 70,66 juta ekor.

Begitu pun dengan PT Malindo Feedmil Tbk. (MAIN) yang terkena pemangkasan produksi 252.569 butir telur atau 1,79% dari total produksi pada Juli 14,04 juta ekor.

Terakhir, PT Sierad Produce Tbk. (SIPD) memangkas 107.563 butir pada pekan pertama Oktober. Sementara produksi broiler perseroan pada Juli mencapai 5,98 juta ekor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper