Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Perdagangan China-AS Mereda, Dolar AS Menguat

Dolar Amerika Serikat menguat pada hari Senin (30/9/2019) menyusul meredanya kekhawatiran akan meluasnya perang perdagangan China-AS dan data manufaktur China yang lebih baik dari perkiraan.
Uang kertas dolar AS yang menampilkan pendiri negara Amerika Benjamin Franklin dan uang kertas yuan China yang menampilkan mendiang pendiri Republik Rakyat China Mao Zedong terlihat di antara bendera AS dan China dalam gambar ilustrasi yang diambil 20 Mei 2019. /REUTERS - Jason Lee.
Uang kertas dolar AS yang menampilkan pendiri negara Amerika Benjamin Franklin dan uang kertas yuan China yang menampilkan mendiang pendiri Republik Rakyat China Mao Zedong terlihat di antara bendera AS dan China dalam gambar ilustrasi yang diambil 20 Mei 2019. /REUTERS - Jason Lee.

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat menguat pada hari Senin (30/9/2019) menyusul meredanya kekhawatiran akan meluasnya perang perdagangan China-AS dan data manufaktur China yang lebih baik dari perkiraan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau naik 0,054 poin atau 0,05 persen ke level 99,163 pada pukul 11.05 WIB.

Indeks dolar AS sebelumnya dibuka menguat 0,008 poin atau 0,01 persen ke level 99,117, setelah ditutup melemah 0,023 poin atau 0,02 persen ke level 99,102 pada perdagangan Jumat pekan lalu

Tiga sumber mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat bahwa pemerintahan AS sedang mempertimbangkan mencabut perusahaan-perusahaan China dari pasar saham AS.

Laporan tersebut awalnya mengirim indeks saham utama dan yuan China tergelincir, tetapi pelemahan mereda setelah ada kejelasan bahwa keputusan mengenai langkah tersebut tidak segera terjadi. Pada hari Sabtu, seorang pejabat Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa gagasan seperti itu tidak dimaksudkan untuk berlaku "saat ini".

"Ketegangan antara AS dan China tentu sekarang memiliki banyak dimensi," kata Rodrigo Catril, analis valas senior di National Australia Bank, seperti dikutip Reuters.

"Ini bukan hanya tentang perdagangan atau membeli lebih banyak kacang kedelai ... ini tentang ketegangan struktural yang ada antara kedua negara. Sekarang ada sudut perang modal," katanya.

Sementara itu, kondisi sektor manufaktur China dilaporkan membaik seiring dengan bertambahnya pesanan baru. Meski demikian, angka PMI manufaktur China masih di bawah batas yang mengindikasikan kontraksi.

Berdasarkan data yang dirilis Biro Statistik Nasional (NBS) China pada Senin (30/9/2019), indeks manajer pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) pada September naik menjadi 49,8.

Raihan ini lebih baik dari proyeksi dalam survei ekonom Bloomberg yakni 49,6. Tetap saja, PMI manufaktur China berada di bawah level 50, yang membatasi ekspansi dan kontraksi, untuk bulan kelima berturut-turut.

Adapun indeks non-manufaktur berada di level 53,7 dan PMI manufaktur terpisah yang lebih fokus pada perusahaan-perusahaan kecil berorientasi ekspor naik 1 poin menjadi 51,4, angka tertinggi dalam lebih dari setahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper