Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Cemaskan Pembatasan Akses China, Bursa Asia pun Melemah

Bursa Asia kompak melemah bersama bursa Eropa pada perdagangan siang ini, Senin (30/9/2019), di tengah eskalasi terbaru dalam perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia kompak melemah bersama bursa Eropa pada perdagangan siang ini, Senin (30/9/2019), di tengah eskalasi terbaru dalam perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 turun 0,1 persen pada pukul 08.19 pagi waktu London (pukul 14.19 WIB), sedangkan indeks MSCI Asia Pacific melemah 0,3 persen.

Pada saat yang sama, indeks Shanghai Composite China dan indeks Topix Jepang masing-masing melorot 0,9 persen dan 1 persen.

Sebaliknya, indeks futures S&P 500 mampu bergerak positif dengan kenaikan 0,3 persen. Di pasar mata uang, Bloomberg Dollar Spot Index turun 0,1 persen ketika nilai tukar yen menguat 0,1 persen ke level 107,77 per dolar AS.

Dilansir dari Bloomberg, pasar saham Jepang merosot setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk membatasi akses China ke pasar keuangan AS.

Bursa saham di China pun melemah pada sesi perdagangan terakhir sebelum libur nasional selama sepekan, meskipun nilai tukar yuan offshore menguat tipis.

Sementara itu, ketiga indeks futures ekuitas AS mengindikasikan kenaikan pada pembukaan perdagangan di New York, setelah pemerintah AS mengeluarkan pernyataan penolakan telah membahas batasan baru untuk China.

Pemerintah AS menyatakan tidak memiliki rencana untuk memblokir perusahaan-perusahaan China di bursa AS. Pernyataan tersebut disampaikan menyusul kabar bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump tengah mempertimbangkan melakukan delisting atas perusahaan-perusahaan China di bursa AS.

Meski demikian, kabar tersebut tetap membuat investor kembali diliputi oleh ketidakpastian perdagangan. Menurut Citigroup, pembatasan akses ke pasar keuangan AS akan menjadi langkah paling potensial dari AS terhadap China.

Pada Senin (30/9), pemerintah China pun menegaskan akan terus membuka pasar keuangannya dan mendorong investasi asing.

"Pasar ekuitas telah menyerap banyak hal dalam 12-18 bulan terakhir, namun berita seperti ini tidak bagus untuk kepercayaan,” ujar Jun Bei Liu, fund manager di Tribeca Investment Partners Ltd., kepada Bloomberg TV di Sydney.

“Wacana tentang pembatasan aliran investasi bahkan akan menjadi pencegah yang berarti bagi segala jenis rekonsiliasi dalam hal prospek perdagangan,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper