Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berburu Saham Big Caps, Bisa Pilih ASII, BBRI, TLKM, atau UNVR

Emiten berkapitalisasi besar atau big caps mulai diburu oleh investor seiring dengan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cukup dalam selama beberapa hari terakhir.
Pejalan kaki berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pejalan kaki berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten berkapitalisasi besar atau big caps mulai diburu oleh investor seiring dengan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cukup dalam selama beberapa hari terakhir.

Berdasarkan data Bloomberg, sebagian besar saham-saham big caps kompak parkir di zona hijau pada akhir perdagangan Kamis (26/9). Walau begitu, pada pedagangan akhir pekan ini sejumlah saham dengan kapitalisasi besar terkoreksi.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) memimpin penguatan dengan masing-masing terapresiasi sebesar 3,32 persen dan 3,19 persen.

Pada perdagangan hari ini,  Jumat (27/9/2019), TLKM turun ke Rp4.320 per saham, tetapi masih memberikan keuntungan 15,2 persen secara year-to-date (YTD).  Saham BBRI hari ini juga turun keRp 4.180 per saham dan secara YTD memberikan cuan Rp14,21 persen, namun selama 3 bulan terakhir terkoreksi 4,13 persen.

Sementara itu, hanya saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) kemarin melemah 0,53 persen, namun pada perdagangan hari ini menguat ke level Rp47.075 per saham. Secara YTD saham UNVR memberikan keuntungan 3,69 persen, namun dalam 6 bulan terakhir telah turun 5,66 persen.

Adapun, seiring dengan penguatan kelompok big caps, IHSG pada Kamis (27/9) ditutup menguat signifikan sebesar 1,37 persen ke level 6.230. Secara year-to-date, indeks pun kembali ke zona positif dengan pertumbuhan 0,58 persen kendati secara mingguan turun 0,74 persen.

Investor asing pun kembali mencatatkan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp175,57 miliar di sepanjang hari perdagangan kemarin. Net buy ini merupakan yang pertama kalinya sejak 10 hari berturut-turut melakukan aksi jual bersih (net sell).

Saham BBCA, ASII, dan TLKM menjadi saham big caps yang paling banyak diincar oleh investor asing dengan kenaikan harga saham masing-masing 2,11 persen, 3,08 persen, dan 3,32 persen.

Analis RHB Sekuritas Indonesia Michael Wilson Setjoadi merekomendasikan saham-saham perbankan, infrastruktur dan utilitas, serta saham perkebunan untuk dapat diakumulasikan oleh investor dari big caps.

Big caps yang menarik seperti TLKM, BBCA, dan AALI,” kata Michael kepada Bisnis, Kamis (26/9/2019).

Michael menjelaskan, TLKM dan BBCA tampak lebih defensif dari beberapa sentimen negatif belakangan ini seperti cukai rokok maupun pelemahan daya beli konsumen.

Dalam proyeksi yang dikemukakan oleh berbagai pihak, pertumbuhan industri ritel modern di Indonesia diproyeksi tidak akan mencapai dua digit sampai dengan 2 tahun kedepan lantaran capaian pertumbuhan ekonomi nasional belum memuaskan. 

Seperti diketahui, pendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air sebagian besar berasal dari konsumsi masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini diprediksi hanya mampu mencapai level 5,08 persen, di bawah target awal yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,30 persen. 

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menambahkan, saham PT Astra International Tbk. (ASII) menyumbang penguatan indeks pada Kamis (26/9) dengan kenaikan sebesar 3,08 persen.

Namun pada penutupan sesi pertama perdagangan hari ini, saham ASII terkoreksi 0,75 persen ke Rp6.650 per saham. Saham ASII telah anjlok 19,15 persen secara YTD.

“Saham ASII naik signifikan, secara fundamental harga ASII saat ini berada pada PER 12.86 kali dan PBV 1.95 kali masih di bawah rata-rata 5 tahun terakhir menandakan harga saham yang cenderung murah yang memiliki ROE diatas 15persen,” kata Lanjar. 

Ia menambahkan, dari konsensus, saham ASII memiliki target harga sebesar Rp7.900. Sementara saat ini, harga ASII masih berkisar Rp6.525—Rp6.700.

 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper