Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kehadiran Disney+ dan Apple TV+, Menekan Kinerja Netflix

Meningkatnya persaingan di industri televisi berbayar telah menekan saham Netflix yang turun hampir mencapai 4% pada perdagangan Selasa (24/9/2019). Penurunan saham diperkirakan terus berlanjut ke level terendah dalam 7 tahun terakhir.
Netflix/Istimewa
Netflix/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Meningkatnya persaingan di industri televisi berbayar telah menekan saham Netflix yang turun hampir mencapai 4% pada perdagangan Selasa (24/9/2019). Penurunan saham diperkirakan terus berlanjut ke level terendah dalam 7 tahun terakhir.

"Keberadaan rival yang sama kuatnya seperti Walt Disney hingga Apple, yang dalam waktu dekat akan meluncurkan layanan televisi berbayar, telah memicu kekhawatiran di pasar," ujar dua analis yang dikutip oleh Reuters, Rabu (25/9/2019).

Netlfix telah mengalami kerugian hingga 30% sejak akhir Juni. Apabila terus berlanjut hingga pekan depan, maka perusahaan akan menghadapi performa kuartalan terburuknya sejak 2012 silam.

Kemunculan Disney+ dan Apple TV+ kini hanya semakin menyulitkan pertumbuhan pelanggan Netflix yang semakin melambat serta modal besar yang harus dikeluarkan rumah produksinya untuk memproduksi serial populer antara lain Stranger Things dan The Crown.

Dianggap sebagai salah satu pesaing yang paling berisiko, Disney+ akan diluncurkan pada 12 November mendatang, dengan membawa sederet konten film dan acara televisi baru maupun klasik dari waralaba hiburan top dunia.

Saham Disney naik sebesar 14% sejak 11 April, bersamaan dengan pengumuman peluncuran layanan barunya.

Sementara itu, layanan Apple TV+ akan memulai debutnya pada 11 November, menambah daftar panjang pesaing eksisting seperti Amazon, Hulu dan lainnya.

Merujuk pada kompetisi yang terus berkembang dan biaya yang semakin tinggi, Pivotal Research memangkas target harga untuk saham Netflix menjadi US$350 dari US$515 pada Selasa (24/9).

Analis Pivotal Jeffrey Wlodarzack mengindikasikan bahwa Netflix akan merespons kenaikan biaya konten dengan meningkatkan pengeluaran untuk produksi konten yang diharapkan dapat mempertahankan pertumbuhan pelanggan sambil mendorong profitabilitas secara material.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper