Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manajer Investasi Optimistis RDPT Tetap Diminati Usai Pemangkasan Suku Bunga

Meski suku bunga acuan telah diturunkan, tapi manajer investasi tetap optimistis produk reksa dana tetap menarik bagi investor.
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Manajer Investasi yakin produk reksa dana pendapatan tetap bakal terus menarik dan diminati investor pascapenurunan suku bunga

Selain produk reksa dana, beberapa produk investasi lain juga mendapat berkah dari penurunan suku bunga, seperti surat utang yang menjadi aset dasar produk reksa dana pendapatan tetap. 

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai alokasi investasi ke reksa dana pendapatan tetap tak akan terpengaruh oleh penerbitan produk surat utang dari pemerintah, misalnya Obligasi Ritel Indonesia (ORI) maupun Savings Bond Ritel (SBR).

“Menurut saya, tidak terlalu [terpengaruh] karena penawarannya kan terbatas. Kalau obligasi ritel kan tidak ditawarkan sepanjang waktu, hanya di bulan-bulan tertentu. Sementara itu, kalau di reksa dana kan hari ini mau beli juga bisa,” katanya kepada Bisnis, Senin (23/9/2019).

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan menjadi 5,25 persen pada pekan lalu.

Panin Asset Management pun memperkirakan BI mampu menurunkan suku bunga ke level 5 persen pada tahun depan. Dengan demikian, prospek cerah untuk produk reksa dana pendapatan tetap diperkirakan berlanjut.

Senada, Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich juga meyakini produk reksa dana masih menarik untuk dikoleksi daripada berinvestasi langsung di produk obligasi. Pasalnya, imbal hasil gross untuk produk reksa dana pendapatan tetap masih sekitar 7,3 persen.

“Pajak kupon dan capital gain hanya 5 persen dibandingkan 15 persen kalau investor beli obligasi langsung [selain dana pensiun],” jelasnya.

Lebih lanjut, dengan pergerakan rupiah yang tetap stabil cenderung menguat menjelang akhir tahun ini, Farash memperkirakan capital gain masih akan terasa lewat reksa dana pendapatan tetap. 

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan investasi institusi pada produk reksa dana juga tidak akan terpengaruh dengan menariknya instrumen obligasi itu sendiri.

“Reksa dana itu punya kelebihan insentif pajak. Kalau asuransi, tetap reksa dana lebih menarik, dengan membeli obligasi pemerintah lalu diparkirkan di reksa dana, itu umum,” tuturnya.

Adapun Dana Pensiun yang memiliki pajak 0 persen untuk kupon obligasi, memang dinilai akan lebih menarik untuk memegang obligasi sendiri tanpa bantuan manajer investasi.

Dengan perkiraan suku bunga bisa mencapai 5 persen pada akhir tahun ini, Infovesta Utama menargetkan performa reksa dana pendapatan tetap bakal berada di kisaran 9—10 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper