Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerbitan SBN Ritel Tak Jadi Masalah Besar Bagi Perbankan

Analis menyebutkan penerbitan ini bakal mendorong adanya tarik menarik dana dengan sektor perbankan karena imbal hasil yang ditawarkan lebih tinggi serta dapat diperjualbelikan di secondary market.
Model menunjukkan fitur mobile banking HSBC, fitur e-SBN, yang bisa dipergunakan untuk transaksi dan investasi surat berharga negara (SBN), di Jakarta, Rabu (10/7/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Model menunjukkan fitur mobile banking HSBC, fitur e-SBN, yang bisa dipergunakan untuk transaksi dan investasi surat berharga negara (SBN), di Jakarta, Rabu (10/7/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Penerbitan surat berharga ritel pemerintah tidak menjadi masalah yang besar bagi sektor perbankan.

Pada bulan depan, yaitu 10 Oktober hingga 24 Oktober 2019, pemerintah dijadwalkan bakal merilis surat berharga negara untuk investor ritel ORI16. Analis menyebutkan penerbitan ini bakal mendorong adanya tarik menarik dana dengan sektor perbankan karena imbal hasil yang ditawarkan lebih tinggi serta dapat diperjualbelikan di secondary market.

Haryono Tjahjarijadi, Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk., mengatakan selama ini perebutan dana dengan perbankan selama ini tidak sampai menjadi masalah yang besar. “Hal ini karena bagian dari pendalaan pasar yang baik untuk semua pihak,” ujarnya Senin (23/9/2019).

Bank Mayapada pun senantiasa menjaga tingkat loan to deposit ratio (LDR) dan loan to funding ratio (LRF) sesuai dalam batas-batas aturan. Dengan demikian, lanjut Haryono, dalam perkembangannya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) juga ditentukan oleh pertumbuhan kredit dan sebaliknya.

Wakil Direktur Utama PT Bank Oke Indonesia Tbk. Hendra Lie menuturkan tahun ini hampir setiap bulan pemerintah menerbitkan SBN ritel.

Pengaruh persaingan dana tentunya ada karna bunga yang ditawarkan lebih menarik dari suku bunga deposito, tetapi sejauh ini himpunan dana di emiten dengan kode saham DNAR ini terjaga dengan baik.

“Kami mempertahankan DPK yang ada melalui kemudahan pelayanan serta menjaga hubungan baik dengan nasabah yang sudah terjalin dari dulu,” kata Hendra.

Adapun, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto memperkirakan akan terjadi tarik menarik dana masyarakat dengan sektor perbankan.

Dia mengatakan selain bisa diperdagangkan di secondary market, ORI16 juga diperkirakan memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan surat berharga ritel. Walaupun Bank Indonesia baru saja memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin, dia menilai kupon untuk ORI16 masih menarik.

“Anggap bunga turun, tapi ORI16 diperkirakan masih di sekitar level 7% karena menyesuaikan kondisi pasar secondary. Selain itu bisa juga untuk underlying reksadana atau korporasi, ini daya tarik pasar,” ujarnya Jumat (20/9/2019).

Dengan karakteristik yang mirip dengan deposito, tetapi imbal hasil lebih tinggi, Ramdhan memperkirakan akan ada tarik menarik dengan sektor perbankan. Apalagi, saat ini masyarakat bisa memberi surat berharga negara secara online.

“Dengan membeli secara langsung, masyarakat tidak dikenakan biaya lain-lain. Selain itu, SBN juga dijamin negara. Selama ini kemampuan bayar pemerintah juga baik,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper