Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Aktivitas Bisnis Eropa Lesu, Indeks Stoxx Ditutup Melemah

Setelah membukukan penguatan lima pekan berturut-turut, indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 0,8 persen atau 3,15 poin ke level 389,80, setelah survei menunjukkan pertumbuhan jasa dan manufaktur zona euro terhenti pada bulan September.
Indeks Bursa Eropa/Reuters
Indeks Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa ditutup melemah pada perdagangan Senin (23/9/2019) setelah data aktivitas bisnis di negara zona euro memperdalam kekhawatiran resesi yang membayangi.

Setelah membukukan penguatan lima pekan berturut-turut, indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 0,8 persen atau 3,15 poin ke level 389,80, setelah survei menunjukkan pertumbuhan jasa dan manufaktur zona euro terhenti pada bulan September.

Indeks DAX Jerman turun 1 persen dan untuk membukukan penurunan satu hari terbesar sejak 23 Agustus karena data indeks manajer pembelian (PMI) terbaru menunjukkan sektor manufaktur tenggelam lebih dalam ke jurang resesi.

"Jika tidak ada yang lain, data ekonomi menjamin bahwa upaya stimulus ECB akan berkembang dan berkelanjutan," kata Ken Odeluga, analis di City Index, seperti dikutip Reuters. "Seberapa efektif kebijakan tersebut mungkin menjadi pertanyaan selanjutnya.”

Kepala Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan data itu membenarkan stimulus tak terbatas bank yang dijanjikan awal bulan ini dan menegaskan kembali seruannya pada pemerintah negara-negara Eropa untuk meningkatkan upaya karena kebijakan moneter hanya dapat menopang kepercayaan domestik.

Sektor perbankan terpukul paling parah, dengan indeks perbankan zona euro merosot 2,8 persen, engan saham Commerzbank turun 7,5 persen setelah Moody's mengatakan rencana restrukturisasi bank Jerman tersebut negatif untuk peringkat kreditnya.

Masih adanya kekhawatiran atas ketegangan perdagangan AS dan China juga menjadi alasan bagi investor untuk melepas saham dan beralih ke obligasi. Pelaku pasar masih belum yakin bahwa kesepakatan perdagangan antara kedua negara kemungkinan terwujud dalam waktu dekat.

Para pejabat AS dan China menggambarkan pembicaraan perdagangan tingkat pekan lalu sebagai hal yang "konstruktif" dan "produktif", tetapi hal ini terjadi setelah delegasi pertanian China membatalkan kunjungan ke pertanian AS di Montana pada hari Jumat.

"Apa yang ingin kita lihat adalah kemajuan nyata dan itu adalah hal yang kurang kita dapatkan," kata analis IG Markets, Chris Beauchamp.

Sektor-sektor yang bergantung pada perdagangan seperti pertambangan, mobil dan suku cadang, serta teknologi mencatat pelemahan terbesar, masing-masing turun lebih dari 1,7 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper