Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Menguat 8 Poin, Won Korea Selatan Paling Lesu di Asia

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (23/9/2019) di level Rp14.077 per dolar AS, menguat tipis 8 poin atau 0,05 persen dari posisi Rp14.085 pada Jumat (20/9/2019).

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (23/9/2019) di level Rp14.077 per dolar AS, menguat tipis 8 poin atau 0,05 persen dari posisi Rp14.085 pada Jumat (20/9/2019).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.147 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.007 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp140.

Meski demikian, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 25 poin atau 0,18 persen ke level Rp14.080 per dolar AS pada pukul 11.00 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (20/9), rupiah berakhir di level 14.055 per dolar AS dengan apresiasi 0,04 persen atau 5 poin di level Rp14.055 per dolar AS.

Rupiah mulai tergelincir dari penguatannya dengan dibuka terdepresiasi 18 poin atau 0,13 persen di level 14.073. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.069-Rp14.080 per dolar AS.

Sejalan dengan pelemahan rupiah, mayoritas mata uang lain di Asia melemah pagi ini, dipimpin won Korea Selatan, yang terdepresiasi 0,49 persen terhadap dolar AS pukul 11.01 WIB (lihat tabel).

Pergerakan kurs mata uang di Asia terhadap dolar AS

Mata uang

Kurs

Pergerakan (persen)

Won Korea Selatan

1.194,07

-0,49

Yuan Onshore China

7,1135

-0,32

Peso Filipina

52,083

-0,25

Rupiah

14.080

-0,18

Yen Jepang

107,71

-0,14

Dolar Taiwan

30,971

-0,09

Dolar Hong Kong

7,8384

-0,02

Rupee India

70,9450

0

Baht Thailand

30,484

0

Yuan Offshore China

7,1107

+0,19

Ringgit Malaysia

4,1642

+0,09

Dolar Singapura

1,3759

+0,05

Dilansir dari Bloomberg, won Korea Selatan memimpin pelemahan di antara mata uang Asia setelah rilis data yang menunjukkan ekspor Negeri Ginseng masih di bawah tekanan.

Data dari Layanan Pabean Korea menunjukkan penurunan ekspor selama 20 hari pertama pada September sebesar 22 persen secara tahunan. Pada saat yang sama, penjualan ke China, mitra dagang terbesar Korea, turun 30 persen.

Sementara itu, penjualan produk teknologi menunjukkan kinerja yang beragam, dimana untuk semikonduktor penjulannya turun 40 persen, sedangkan alat komunikasi mobile, yang memiliki porsi lebih kecil dari total ekspor, melonjak sebesar 58 persen.

Secara keseluruhan, impor turun 11 persen untuk 20 hari pertama pada September dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekspor ke AS turun 21 persen, sedangkan impor naik 6,4 persen. Pengiriman ke Jepang turun 14 persen, sedangkan impor turun 17 persen.

Menurunnya penjualan semikonduktor disebabkan oleh kesenjangan antara kondisi di pasar terhadap pandangan optimistis yang baru-baru ini muncul terkait pasar teknologi.

Seiring dengan pergerakan mata uang Asia, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau turun tipis 0,051 poin atau 0,05 persen ke level 98,462 pada pukul 10.51 WIB.

Pergerakan indeks dolar sebelumnya dibuka turun hanya 0,003 poin di level 98,510. Pada perdagangan Jumat (20/9), indeks ditutup menguat 0,25 persen atau 0,241 poin di posisi 98,513.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

Tanggal

Kurs

23 September

14.077

20 September

14.085

19 September

14.099

18 September

14.080

17 September

14.100

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper