Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Makin Minati Green Bond

Dilansir melalui Bloomberg, penjualan obligasi hijau (green bond) hingga saat ini mencapai tingkat rekor mendekati US$140 miliar.
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Saat ini penggalangan dana korporasi untuk proyek-proyek ramah lingkungan semakin marak dan terus meningkat dalam kecepatan tinggi berkat permintaan yang terus datang dari para peminjam.

Dilansir melalui Bloomberg, penjualan obligasi hijau (green bond) hingga saat ini mencapai tingkat rekor mendekati US$140 miliar.

Ketika perusahaan-perusahaan di seluruh dunia menggalang dana untuk pembiayaan upaya penanggulangan perubahan iklim, para investor juga semakin sadar tentang bagaimana uang mereka digunakan.

Satu-satunya hambatan yang membatasi pertumbuhan green bond adalah belum banyak proyek berkelanjutan yang membutuhkan dana tambahan.

Menurut Christopher Flensborg dari Skandinaviska Enskilda Banken di Swedia, proyek penanggulangan perubahan iklim tidak perlu menunggu terjadi sebuah perubahan signifikan.

"Kontrol polusi dan efisiensi sumber daya akan menjadi pendorong kinerja di masa depan," kata Flensborg, yang banknya merupakan arranger green bond utama, seperti dikutip melalui Bloomberg, Minggu (22/9/2019).

Penerbitan obligasi untuk membiayai proyek ladang angin (wind farms) hingga teknologi baterai telah melonjak hingga 60% secara tahunan.

Flensborg mengatakan penjualan tahun ini bisa mencapai US$240 miliar, didorong oleh perusahaan-perusahaan baru yang memasuki pasar.

Bank of America, salah satu penjamin emisi obligasi hijau terkemuka di seluruh dunia, juga mengharapkan akan ada lebih banyak perusahaan mencari pinjaman melalui surat berharga ini.

"Kami sedang dalam diskusi aktif dengan calon penerbit obligasi hijau dari sektor-sektor yang belum pernah diterbitkan sebelumnya di AS," kata Steven Nichols, Kepala Pasar Modal ESG (lingkungan, sosial dan pemerintahan) Bank of America.

Tahun ini, tercatat ada penawaran pertama green bond telekom di AS, debut dari perusahaan industri serta penerbitan tambahan dari sektor utilitas dan real estat, sektor yang secara rutin mengakses pasar green bond pada masa lalu.

“Kami telah melihat investasi yang berfokus pada ESG tumbuh secara dramatis di AS selama beberapa tahun terakhir, menandakan bahwa komitmen keberlanjutan menjadi semakin penting,” kata Nichols.

Menurut Kepala Kredit UBS Global Wealth Management Thomas Wacker, investasi berkelanjutan mendapat perhatian yang semakin besar dari investor tradisional, khususnya karena pengembalian yang diharapkan tidak berbeda dari aset standar.

UBS Global Wealth Management mengelola lebih dari US$2,48 triliun aset yang diinvestasikan.

Indeks Bloomberg Barclays Global Green Bond berada di jalur kenaikan mingguan pertama dalam sebulan terakhir. Indeksnya naik 6,2% secara year to date.

Stephen Liberatore, Direktur Pelaksana di Nuveen, perusahaan manajemen aset, mengungkapkan bahwa investor menyukai green bond karena menunjukkan arah manajemen perusahaan pada masa depan.

"Mereka menangani masalah jangka panjang dan berurusan dengan faktor-faktor risiko, ketika yang lainnya memilih untuk menghindari isu lingkungan. Sikap ini menunjukkan kualitas manajemen perusahaan," kata Liberatore.

Beberapa lembaga pemeringkat kredit juga mulai lebih memperhatikan faktor-faktor ESG ketika menilai risiko.

"Faktor-faktor kredit ESG dapat mempengaruhi peringkat," kata S&P Global Ratings dalam catatan 12 September.

Menurut laporan BloombergNEF, meskipun penerbitan green bond pada paruh pertama 2019 mengalami lonjakan yang lebih tinggi dari penerbitan sepanjang 2018, jumlahnya masih cukup kecil jika dibandingkan dengan pasar obligasi korporasi global senilai US$1,8 triliun.

BloombergNEF memperkirakan, pasar utang berkelanjutan yang lebih luas, termasuk obligasi dan pinjaman yang dianggap memiliki dampak lingkungan atau sosial yang positif, diperkirakan akan mencapai setidaknya US$380 miliar tahun ini.

"Pemerintah dan perusahaan harus menghabiskan triliunan dolar untuk mengatasi perubahan iklim," kata Bill Sokol, seorang manajer produk di Van Eck, yang memiliki dana yang diperdagangkan di bursa obligasi hijau.

"Obligasi hijau sangat cocok untuk mendanai jenis investasi infrastruktur ini di seluruh dunia," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper