Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilarmas Investindo Sekuritas : Pasar Obligasi Bergerak Bervariasi, Ini Sentimennya

Harga Surat Utang Negara (SUN) bakal bergerak bervariasi dengan rentang 35-65 basis poin (bps) pada perdagangan Rabu (18/9/2019).
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) bakal bergerak bervariasi dengan rentang 35-65 basis poin (bps) pada perdagangan Rabu (18/9/2019).
 
Dikutip dari risetnya, Rabu (18/9), Direktur Riset dan Investasi  Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan saat ini, pasar obligasi sedang berada di tahap konsolidasi. Investor kini memburu seri SUN jangka pendek sehingga mengerek naik harga di pasar. 
 
Sebaliknya, minat terhadap SUN tenor panjang justru lebih terbatas. Hal tersebut, tuturnya, terjadi akibat tingginya volatilitas dan pembelian SUN tenor pendek yang dilakukan untuk meredam gejolak. 
 
"Pada pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan bergerak bervariatif, dengan rentang pergerakan 35-65 bps," ujar Nico. 
 
Ada beberapa sentimen yang memengaruhi pergerakan pada perdagangan hari ini. Pertama, hasil survei kepada fund manager pengelolaan aset di AS yang menunjukkan kecenderungan resesi AS pada tahun depan.

Dari hasil survei yang dilakukan Bank Merrill Lynch of America, 38 persen menilai resesi akan terjadi pada 2020. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya, di mana hanya 34 persen yang berpendapat demikian. 
 
Di sisi lain, para fund manager ini juga melihat potensi bullish untuk aset yang berisiko dengan adanya stimulus fiskal di Jerman, pemotongan tingkat suku bunga 50 bps dari The Fed, dan belanja infrastruktur China. Oleh karena itu, Ketua DPR AS Nancy Pelosi meminta agar perdagangan dengan China jangan sampai mengorbankan ekonomi AS. 
 
Kedua, The Fed telah menyampaikan perkiraannya untuk memangkas suku bunga acuan. The Fed diproyeksi bakal memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps lagi, tapi investor masih menginginkan penurunan lanjutan pada akhir tahun dengan bobot yang sama. 
 
Ketiga, rusaknya kilang milik Saudi Aramco diperkirakan bakal pulih pada akhir September 2019. Pascaledakan yang terjadi pada akhir pekan lalu, harga minyak mentah global sempat terkerek naik. Namun, dengan perkiraan perbaikan tersebut, harga minyak mentah global kembali merosot. 
 
Atas perkiraan tersebut, Nico merekomendasikan agar investor melakukan wait and see pada perdagangan hari ini.
 
"Kami merekomendasikan wait and see pada hari ini," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper