Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menuju Level Terendah dalam Sepekan Terakhir

Nilai tukar rupiah menyentuh level terendah dalam sepekan terakhir pada perdagangan hari ini, Selasa (17/9/2019), karena minat terhadap aset berisiko berkurang setelah serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi menghidupkan kembali kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan global.
Ilustrasi/Bisnis-Himawan L. Nugraha
Ilustrasi/Bisnis-Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah menyentuh level terendah dalam sepekan terakhir pada perdagangan hari ini, Selasa (17/9/2019), karena minat terhadap aset berisiko berkurang setelah serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi menghidupkan kembali kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan global.

Berdasarkan pantauan terakhir pada pukul 15.18 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 58 poin atau 0,41 persen ke level Rp14.100 per dolar AS dan sempat melemah hingga Rp14.110, level terendah sejak penutupan Jumat (6/9).

Rupiah sebelumnya dibuka di zona merah dengan pelemahan 28 poin atau 0,2 persen ke level Rp14.070, melanjutkan pelemahan 0,54 persen atau 75 poin pada akhir perdagangan Senin (16/9) di posisi Rp14.042 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp14.070-Rp14.110 per dolar AS.

Kepala ekonom Mizuho Bank Vishnu Varathan mengatakan pergerakan rupiah mencerminkan dampak dari kenaikan harga minyak dan risiko geopolitik, dan rupiah dapat diperdagangkan dalam kisaran Rp13.950-Rp14.250 per dolar dalam waktu dekat.

"Sepertinya rupiah bisa tetap tertahan dalam perdagangan pra-FOMC karena dolar AS mempertahankan nada spekulasi bahwa Fed akan mengurangi ekspektasi yang terlalu dovish," kata Varathan, seperti dikutip Bloomberg.

Kekhawatiran pertumbuhan global meningkat setelah terjadi terhadap pabrik pemrosesan minyak mentah terbesar di dunia milik perusahaan minyak Aramco. Serangan itu sekaligus memicu lonjakan harga minyak dalam hampir 30 tahun.

Amerika Serikat bersikukuh menuding Iran sebagai biang keladi serangan drone yang diduga dilakukan kelompok gerilyawan Houthi ke fasilitas minyak milik perusahaan Arab Saudi tersebut.

Meski begitu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (16/9) waktu setempat menyatakan tidak akan terburu-buru untuk menanggapi serangan itu. Trump masih berupaya mencari dalang serangan tersebut.

Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau melemah 0,008 poin atau 0,01 persen ke level 98,360 pada pukul 15.15 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka menguat 0,04 poin atau 0,04 persen ke level 98,650, setelah pada akhir perdagangan Senin ditutup dengan penguatan 0,353 atau 0,36 persen ke level 98,610.

Dilansir Reuters, dolar AS mendapat dukungan luas karena serangan ini terhadap fasilitas minyak Arab Saudi dan ancaman aksi militer di kawasan itu.

"Selain pergerakan besar dalam harga minyak, mata uang dan obligasi relatif tenang, karena investor masih mencoba untuk mengukur tingkat risiko politik," kata Kyosuke Suzuki, direktur valas di Societe Generale, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper