Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap IPO, Gunung Raja Paksi Dapat Kode Saham GGRP

PT Gunung Raja Paksi berencana melantai di Bursa Efek Indonesia pada pada 19 September 2019. Perusahaan yang bergerak di bidang industri baja itu mendapat kode saham GGRP.
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA - PT Gunung Raja Paksi berencana melantai di Bursa Efek Indonesia pada pada 19 September 2019. 

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia yang dikutip pada Sabtu (14/9/2019), perusahaan yang bergerak di bidang industri baja itu mendapat kode saham GGRP. Adapun, harga penawaran saham ditetapkan sebesar Rp840 per saham.

Sebagai informasi, jumlah saham yang ditawarkan Gunung Raja Paksi sebanyak 1,23 miliar saham. Dengan demikian, jumlah seluruh nilai penawaran umum sebesar Rp1,03 triliun . 

Perseroan akan menggunakan dana hasil penawaran umum perdana saham setelah dikurangi emisi, sekitar 99,52% untuk pelunasan hutang dalam rangka pembelian aset tetap dan biaya operasinya dan sekitar 0,48% akan digunakan untuk modal kerja. 

Masa penawaran umum yakni 13 dan 16 September 2019. Adapun, penjamin pelaksana emisi efek yakni PT UOB Kay Hian Sekuritas.

Perseroan memiliki total aset US$1,09 miliar per 31 Maret 2019. Adapun, total liabilitas sebesar US$553,28 juta dan total ekuitas sebesar US$533,67 juta. 

Penjualan bersih perseroan turun 15,18 persen secara tahunan menjadi US$212,13 juta per 31 Maret 2019. Penjualan yang tertekan disebabkan karena penurunan volume penjualan dan penurunan harga jual. 

Volume penjualan yang menurun 14,45 persen menjadi 298.324 metrik ton per 31 Maret 2019, seiring dengan melemahnya permintaan pasar. Rata-rata harga jual di kuartal I/2019 sebesar US$711 per metrik ton atau turun 0,84 persen secara tahunan disebabkan fluktuasi harga pasar. 

Sementara itu, laba usahanya turun 83,75 persen  secara tahunan, dari US$24,39 juta per 31 Maret 2018 menjadi US$3,96 juta per 31 Maret 2019 disebabkan karena kenaikan beban penjualan serta beban umum dan administrasi. 

Perseroan merupakan produsen baja terintegrasi yang memproduksi upstream product (baja gulungan canai panas dan baja lembaran) dan downstream product (pipa, baja gulungan, canai dingin, dan lain lian) dengan total produk lebih dari 30 jenis. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper