Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Tekanan Jual, IHSG Ditutup Melemah Saat Bursa Asia Menguat

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,12 persen atau 7,33 poin ke level 6.334,84 pada akhir perdagangan hari ini, setelah dibuka dengan penguatan 0,43 persen atau 27,25 poin di level 6.369,42.
Nasabah mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan di sebuah bank, di Jakarta, Senin (25/7)./JIBI-Dwi Prasetya
Nasabah mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan di sebuah bank, di Jakarta, Senin (25/7)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup berbalik melemah pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (12/9/2019), meskipun bergerak menguat sepanjang perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,12 persen atau 7,33 poin ke level 6.334,84 pada akhir perdagangan hari ini, setelah dibuka dengan penguatan 0,43 persen atau 27,25 poin di level 6.369,42.

Padahal, indeks terus bergerak menguat sepanjang perdagangan hari ini, sebelum akhirnya menipis menjelang akhir perdagangan. IHSG bergerak fluktuatif di level 6.318,92 – 6.375,8.

Adapun pada perdagangan Kamis (12/9), IHSG berakhir melemah 0,62 persen atau 39,78 poin di level 6.342,17. 

Lima dari sembilan sektor menetap di zona merah, didorong oleh sektor tambang yang melemah 2,1 persen, disusul sektor industri dasar yang turun 0,73 persen. Di sisi lain, empat sektor menguat, dipimpin sektor pertanian yang naik 0,96 persen.

Sebanyak 164 saham menguat, 229 saham melemah, dan 258 saham stagnan dari 651 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang masing-masing melemah 4,3 persen dan 2,73 persen menjadi penekan utama terhadap pelemahan IHSG.

Di sisi lain, saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.(BBRI) yang masing-masing menguat 1,14 persen dan 0,7 persen menjadi penopang sekaligus membatasi pelemahan IHSG.

IHSG melemah di saat mayoritas bursa saham Asia menguat, meskipun volume perdagangan cenderung tipis karena pasar saham Korea Selatan dan China tutup

Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 ditutup menguat masing-masing 0,93 persen dan 1,05 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 0,84 persen.

"Aset berisiko akan mendapatkan dukungan lebih lanjut dari kebijakan akomodatif, yang ditetapkan untuk tetap menjadi tren dalam beberapa waktu, dan tidak hanya di Eropa seperti yang terlihat dalam tren pelonggaran global," kata Esty Dwek, kepala analis pasar global di Natixis, seperti dikutip Reuters.

Amerika Serikat pada hari Kamis menyambut pembelian baru barang-barang pertanian AS ole China sambil mempertahankan ancaman kenaikan tarif AS ketika dua negara ekonomi terbesar di dunia bersiap untuk melakukan pembicaraan perdagangan lanjutan.

Sentimen pasar sebelumnya telah mendapat dukungan dari langkah ECB untuk memangkas suku bunga acuannya dan membeli obligasi senilai 20 miliar euro (US$22 miliar) sebulan.

Dalam pertemuan kebijakan yang berakhir Kamis (12/9) waktu setempat, ECB memangkas suku bunga deposito sebesar 10 basis poin ke rekor terendah minus 0,5 persen dan mengatakan akan memulai kembali pembelian obligasi senilai 20 miliar euro per bulan mulai 1 November.

Menurut tim riset Sinarmas Sekuritas, langkah ECB tersebut turut mendorong sentimen yang menopang pasar di sisi global, selain indikasi bahwa pemerintah AS tengah mempertimbangkan kesepakatan interim dengan China.

“Dari dalam negeri, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) menargetkan transaksi industri ritel tahun 2019 mencapai senilai Rp 258 triliun, atau tumbuh 10 persen dari realisasi tahun sebelumnya,” tulis dalam riset harian.

Di sisi lain, Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi sebelumnya mengungkapkan pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini akan dihantui oleh tekanan jual.

“Candlestick IHSG membentuk pola dark cloud cover dengan potensi terkoreksi jangka pendek kembali menguji support MA20 dalam jangka pendek. Pelemahan ini membawa momentum RSI menjadi bearish dan dead-crossnya indikator Stochastic,” jelas Lanjar.

Sementara itu, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 27 poin atau 0,19 persen ke level Rp13.967 per dolar AS setelah bergerak pada kisaran level Rp13.930-Rp13.969 per dolar AS.

Saham-saham penekan IHSG:
KodePerubahan (persen)

TPIA

-4,30

ICBP

-2,73

EMTK

-8,20

HMSP

-0,71

Saham-saham pendorong IHSG:
KodePerubahan (persen)

UNVR

+1,14

BBRI

+0,70

TOWR

+8,59

BMRI

+0,70

 \Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper