Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hingga Akhir 2019, XL Axiata (EXCL) Tak Akan Emisi Surat Utang Baru

Hingga akhir Juni 2019, kas dan setara kas XL Axiata (EXCL) tercatat sebesar Rp2,2 triliun.
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini (tengah), Direktur Allan Bonke (kiri), Direktur Yessie D. Yosetya (kedua kiri), Direktur Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin (kedua kanan) dan Direktur Abhijit Navalekar berbincang di sela-sela RUPST di Jakarta, Senin (29/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini (tengah), Direktur Allan Bonke (kiri), Direktur Yessie D. Yosetya (kedua kiri), Direktur Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin (kedua kanan) dan Direktur Abhijit Navalekar berbincang di sela-sela RUPST di Jakarta, Senin (29/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA--PT XL Axiata Tbk. (EXCL) tak akan merilis surat utang baru hingga akhir tahun meskipun terdapat surat utang yang jatuh tempo pada kuartal IV/2019.

Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin mengatakan surat utang yang jatuh tempo tergolong mini nominalnya. Dengan demikian, pihaknya akan menggunakan dana segar yang tersedia.

Adapun, dari data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pada 26 Oktober 2019 terdapat surat utang EXCL yang jatuh tempo yakni seri obligasi berkelanjutan I tahap I/2018 seri A dengan nilai Rp328 miliar.

"Utang jatuh tempo masih ada sedikit. Bagi kami sekarang ini sebisa mungkin bayar dengan cash," ujarnya dalam acara media update di Kantor EXCL, Kamis (5/9/2019).

Hingga akhir Juni 2019, kas dan setara kas XL Axiata tercatat sebesar Rp2,2 triliun.

Lebih lanjut, dia menyebut dengan tren suku bunga acuan yang lebih rendah memang perlu dimanfaatkan sehingga perusahaan bisa menurunkan beban bunga. Adapun, pihaknya perlu melakukan evaluasi terhadap utang dengan bunga tetap dan mengambang.

Alasannya, saat ini 60% utang perseroan membayar bunga mengambang (floating rate) dan sisanya dengan bunga tetap (fixed rate). Utang dengan bunga mengambang akan menjadi prioritas melalui penggunaan dana segar yang tersedia.

"Idealnya 50:50, 60% di fixed. Jadi kami akan evaluasi dan menyeimbangkan portofolio. Dari utang floating yang akan jatuh tempo yang kami prioritaskan, akan kami bayar dengan cash dulu," katanya.

Di sisi lain, dia juga menyebut kebutuhan belanja modal pada semester II/2019 akan dipenuhi dari internal perusahaan. Sebagai gambaran, perseroan menargetkan belanja modal sebesar Rp7,5 triliun dengan sisa Rp2,75 triliun yang akan dibelanjakan hingga akhir tahun.

“Sumber utamanya dari internal cash," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper