Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Artha Sekuritas Targetkan WIKA Tembus Rp2.500, Ini Alasannya

Di lantai bursa, saham WIKA terkoreksi 210 poin atau 9,5% ke level Rp2.000 per pada akhir perdagangan Senin (2/9/2019).
Pengunjung beraktivitas di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (20/10)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung beraktivitas di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (20/10)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Proyek pembangunan ibu kota negara baru dan proyek pembangunan MRT diproyeksikan dapat membuat kinerja PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. bakal moncer dalam beberapa tahun ke depan.

Analis Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper Jordan dalam risetnya menyebutkan bahwa pihaknya memberikan target baru untuk pendapat WIKA pada tahun ini menjadi Rp33,4 triliun dari target sebelumnya Rp35,2 triliun

Sementara itu, target laba bersih WIKA pada tahun ini dikerek menjadi Rp2,1 triliun dari sebelumnya Rp1,9 triliun. Potensi kenaikan itu bersumber dari eksekusi rencana divestasi aset.

Presiden Joko Widodo telah mengumumkan Penajam, Kalimantan Timur sebagai ibu kota begara baru Indonesia dan akan memulai pembangunan pada 2020 dengan total nilai proyek senilai Rp466 triliun.

Hal itu akan menjadi stimulus yang baik untuk WIKA mengingat perseroan memiliki pengalaman dalam membangun proyek Jalan Tol Samarinda.

Saat ini, WIKA melalui anak usahanya PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) sedang berfokus untuk memperluas pabrik nya di Indonesia, untuk proyek itu, pabrik di Balikpapan sedang dipersiapkan oleh perseroan.

Sementara itu, WIKA juga mengajukan penawaran untuk proyek MRT tahap 2 yakni Harmoni—Kota dengan nilai total proyek Rp20 triliun. Denies menilai WIKA memiliki pengalaman dalam pembangunan proyek MRT, sehingga akan memberikan keunggulan dalam tender tersebut.

Untuk itu, Artha Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi beli untuk saham WIKA. Pihaknya meningkatkan TP WIKA menjadi Rp2.590 per saham sebelumnya Rp2.260 menyiratkan proyeksi harga per laba bersih (price to earnings ratio/PER) 11,03 kali pada 2019.

Rekomendasi itu didukung oleh PER yang rendah dalam 5 tahun WIKA. Selain itu, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity/DER) WIKA dinilai sebagai yang terendah dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya.

"Pipeline proyek yang kuat akan menjadi pendorong pertumbuhan," imbuhnya.

Di lantai bursa, saham WIKA terkoreksi 210 poin atau 9,5% ke level Rp2.000 per pada akhir perdagangan Senin (2/9/2019). Level harga itu mencerminkan PER 10,05 kali.

Sepanjang tahun berjalan 2019, WIKA mengemas return positif 20,85%. WIKA menyentuh harga tertinggi di level Rp2.490 pada 17 Juli 2019 dan level terendah Rp1.645 pada 15 Februari 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper