Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PGAS Berminat Caplok Bisnis Gas Krakatau Steel (KRAS)

Rencana PT Perusahaan Gas Negara Tbk. membeli saham Krakatau Daya Listrik (KDL) dari Krakatau Steel masih dalam kajian.
Petugas bersiap di area Onshore Receiving Facility (ORF) Muara Karang Jakarta, Senin (11/9). PT Nusantara Regas, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. membangun Meter Gas Muara Karang Peaker untuk optimalisasi pasokan ke pembangkit baru PJB Muara Karang Peaker 500 MW./JIBI-Dwi Prasetya
Petugas bersiap di area Onshore Receiving Facility (ORF) Muara Karang Jakarta, Senin (11/9). PT Nusantara Regas, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. membangun Meter Gas Muara Karang Peaker untuk optimalisasi pasokan ke pembangkit baru PJB Muara Karang Peaker 500 MW./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA— PT Perusahaan Gas Negara Tbk. menyatakan tertarik untuk mengambil alih bisnis gas yang dijalankan perseroan oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. lewat PT Krakatau Daya Listrik.

Said Reza Pahlevi, Direktur Keuangan Perusahaan Gas Negara, mengungkapkan rencana pembelian saham Krakatau Daya Listrik (KDL) dari Krakatau Steel masih dalam kajian. Menurutnya, perseroan tertarik untuk mengambil alih bisnis gas di KDL.

“Terbatas kepada bisnis gasnya saja yang sesuai dengan bisnis inti Perusahaan Gas Negara. Nilainya kami belum tahu berapa tetapi dugaan saya tidak besar,” jelasnya kepada Bisins, Kamis (29/8/2019).

Dia mengatakan keputusan akhir untuk mengambil alih saham KDL bergantung kepada hasil kajian. Emiten berkode saham PGAS itu memproyeksikan kajian akan rampung pada Oktober 2019—November 2019.

“[Ambil alih] dengan syarat hasil kajiannya positif,” ujarnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, Krakatau Steel saat ini mengempit kepemilikan 100% di KDL. Total aset sebelum eliminasi yang dimiliki entitas anak tersebut senilai US$240,14 juta per 31 Desember 2018.

KDL tercatat beroperasi sejak 1996. Sesuai anggaran dasarnya, perseroan menjalankan lini usaha di antaranya pembangkit listrik serta jaringannya dan instalasi dan penyaluran bahan bakar minyak dan gas.

Pada 2018, KDL membukukan laba periode berjalan US$5,92 juta atau naik 246,12% secara tahunan. Pencapaian itu menurut manajemen ditopang oleh meningkatnya penjaulan listrik.

Sebagai catatan, Krakatau Steel memang berencana melepas sebagian kepemilikan di aset-aset non-core milik perseroan. Emiten berkode saham KRAS itu menyebut langkah yang ditempuh sebagai bagian dari upaya restrukturisasi yang ditempuh.

Sebelumnya, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengungkapkan perseroan mengincar dana US$1 miliar atau sekitar Rp14 triliun dari pelepasan aset non-core. Dana yang didapatkan akan digunakan untuk membayar utang.

Dia menyebut perseroan akan melepas sebagian kepemilikan saham di entitas anak di antaranya KDL, PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI).

“[Pelepasan aset non-core] kami harus mencari harga yang optimal dan waktu terbaik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper