Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Dibayangi Ancaman Resesi, Rupiah Parkir di Zona Merah

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah tipis 0,028% menjadi Rp14.259 per dolar AS.
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah tetap ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (28/8/2019) didorong oleh ancaman resesi yang tengah membayangi Amerika Serikat.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah tipis 0,028% menjadi Rp14.259 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor bergerak menguat 0,1% menjadi 98,097.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa eskalasi perang dagang AS-China yang terjadi diprediksi dapat membawa perekonomian AS jatuh ke jurang resesi.

China membantah klaim Presiden AS Donald Trump bahwa perbincangan melalui sambungan telepon yang dibangga-banggakan oleh Trump tidak pernah terjadi.

China justru mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan AS yang kembali menetapkan tarif impor yang lebih tinggi untuk produk China, yang dinilai Negeri Tirai Bambu tersebut merupakan bukan langkah konstruktif.

“Bisa jadi, dalam waktu dekat perang dagang kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut akan kembali tereskalasi dan membuat laju perekonomian kedua negara dan juga dunia mengalami yang namanya hard landing,” ujar Ibrahim dalam keterangan resminya, Rabu (28/8/2019).

Belum lagi, lanjutnya, dalam beberapa waktu terakhir, yield obligasi AS untuk tenor 2 tahun sempat beberapa kali bergerak melampaui yield obligasi AS tenor 10 tahun yang menjadi sinyal resesi bagi AS.

Di sisi lain, Ibrahim mengatakan bahwa pelemahan rupiah berhasil dibatasi oleh intervensi yang dilakukan oleh Bank Indonesia melalui perdagangan valuta asing dan obligasi di DNDF.

“Oleh karena itu, mata uang rupiah berhasil dikendalikan dengan baik sehingga dapat ditutup menguat tipis,” ujar Ibrahim.

Dia memprediksi pada perdagangan Kamis (28/8/2019), rupiah diprediksi bergerak menguat tipis akibat langkah BI yang akan terus melakukan intervensi di pasar DNDF dengan kisaran Rp14.215 hingga Rp14.284 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper