Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi Diproyeksi Bergerak Terbatas 30-75 Basis Poin

Kemungkinan besar pasar obligasi akan mengalami pergolakan hari ini, investor direkomendasikan wait and see.
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA--Pasar obligasi pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak bervariasi dengan rentang pergerakan di 35 basis poin hingga 75 basis poin.

Dalam hasil riset hariannya, Senin (26/8/2019), Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pergerakan obligasi belum menunjukkan keadaan yang sesungguhnya karena harga mengalami kenaikan di balik terus susutnya kepemilikan asing dalam surat berharga negara (SBN). Kendati demikian, dia menyebut pergerakan pada hari ini cenderung bervariasi dengan ruang 35 bps hingga 75 bps.

"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariasi dengan rentang pergerakan 35 – 75 bps, kenaikan atau penurunan dari rentang tersebut akan menjadi arah pasar obligasi selanjutnya," ujarnya.

Adapun, beberapa sentimen yang mempengaruhi kondisi pasar hari ini yaitu naiknya tensi perang dagang China-AS yang mengerek naik ketidakpastian hingga ke negara berkembang.

China menyatakan bakal mengenakan tarif bersamaan dengan tarif yang kenakan oleh AS, yakni pada 1 September dan 15 Desember. China akan mengenakan tarif sebesar 25% kepada mobil Amerika dan 5% pada suku cadang dan komponen mobil.

Sentimen lainnya yang mempengaruhi pergerakan pasar obligasi pada hari ini yaitu sikap The Fed yang menunjukkan kondisi ekonomi tanpa resesi. Dalam pidatonya pun bisa disimpulkan tentang penurunan lanjutan suku bunga acuan.

Terakhir, hal yang juga harus diwaspadai yakni pergerakan saham Dow Futures turun 300 poin, Nikkei 225 Futures di Jepang turun 2,6%, Hangseng Futures turun 2,4%, yang turut mempengaruhi pergerakan pasar saham dan obligasi.

Lalu, pertemuan G7 yang telah berlangsung sejak Sabtu (24/8/2019). Pertemuan G7 bakal menimbulkan gejolak karena beberapa masalah yang perlu dibahas seperti hubungan perang dagang China-AS ketegangan antara AS dengan Iran dan Rusia serta ketegangan antara AS dan Eropa soal tarif produk otomotif. Atas pertimbangan tersebut, pihaknya merekomendasikan wait and see dengan potensi jual.

"Kemungkinan besar pasar akan mengalami pergolakan hari ini. Kami merekomendasikan wait and see dengan potensi jual," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper