Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Rupiah, BI Diminta Perkuat Real Effective Exchange Rate (REER)

Bank Indonesia dinilai perlu memperkuat juga Real Effective Exchange Rate (REER) untuk menjaga kinerja rupiah.
Ilustrasi uan tunai rupiah. (Antara)
Ilustrasi uan tunai rupiah. (Antara)

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia dinilai perlu memperkuat juga Real Effective Exchange Rate (REER) untuk menjaga kinerja rupiah.

Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana menyatakan keputusan BI memangkas suku bunga acuan atau BI7Days Repo Rate 25 basis poin, dari 5,75% menjadi 5,50% menandakan ini langkah pre-emptive untuk mendukung pertumbuhan.

Dia juga menyebutkan ruang untuk menggunakan langkah-langkah makroprudensial masih terbuka. Utamanya dalam mengatasi kekhawatiran terhadap permintaan domestik, karena kinerja ekspor telah turun.

"Namun BI tidak menyatakan ruang lebih lanjut dalam kebijakan moneter saat ini," jelas Wisnu, Kamis (22/8/2019).

Dia menilai pelonggaran moneter saat ini harus disertai dengan penyesuaian dalam REER rupiah, sehingga setiap penambahan dalam permintaan domestik berisiko terhadap neraca berjalan.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan pada Juli 2019 rupiah mengalami apresiasi 0,8% secara point to point dibandingkan dengan level akhir Juni 2019, dan secara rata-rata dibandingkan dengan level Juni 2019 menjadi 1,3%.

"Perkembangan ini ditopang berlanjutnya aliran masuk modal asing sejalan persepsi positif investor asing terhadap prospek ekonomi nasional dan daya tarik aset keuangan domestik yang tetap tinggi," jelas Perry.

Seiring dengan pergerakan mata uang global, rupiah pada Agustus 2019 sempat melemah dipengaruhi oleh ketidakpastian pasar keuangan dunia. Hal ini, menurut Perry, disebabkan oleh kembali meningkatnya ketegangan hubungan dagang antara AS dan China sehingga mengalami depresiasi 1,6% secara point to point dan 1,4% secara rerata dibandingkan dengan level Juli 2019.

Dengan perkembangan tersebut, rupiah sampai dengan 21 Agustus 2019 secara point to point menguat sebesar 0,98% dibandingkan dengan level akhir tahun 2018.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar rupiah tetap stabil sesuai dengan mekanisme pasar yang terjaga," jelasnya.

Perry menegaskan prakiraan ini ditopang oleh prospek aliran masuk modal asing ke Indonesia yang tetap terjaga seiring dengan ekonomi domestik yang tetap baik, imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju.

Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, BI juga terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik di pasar uang maupun valas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper